Umumnya, ketika penutur suatu bahasa menganggap bahwa bahasa mereka sendiri tidak benar-benar cocok untuk digunakan lagi, biasanya diikuti dengan perubahan bahasa asal ke bahasa lain yang lebih tepat untuk mereka. “Ketika suatu kelompok secara progresif meninggalkan bahasa asalnya, pada saat yang sama mengadopsi bahasa kelompok yang dominan secara sosial atau ekonomi” (Fishman 1971, Baker-Jones 1998). Sementara Andersen menyatakan bahwa “pergeseran bahasa adalah proses di mana generasi penutur berturut-turut, baik di tingkat individu maupun di komunitas, secara bertahap kehilangan kemahiran dalam bahasa ibu mereka atau bahasa komunitas bicara mereka yang mendukung bahasa lain” ( 2009, hlm. 1) Bahasa ini sangat bergeser di negara-negara bilingual dan multibahasa (Jagodic, 2011, hlm. 195).
Gagasan yang jelas tentang terjadinya pergeseran bahasa dibuat Fishman (1964, 1991) dengan Teori Domain-nya. “Ketika satu bahasa mendapatkan domain penggunaan yang diperluas daripada yang lain, ada kecenderungan bagi penutur dwibahasa untuk beralih ke sana”. Ada juga kemungkinan bahwa penutur cenderung menggunakan bahasa yang dianggap bergengsi daripada bahasa ibu mereka dengan alasan itu membuat mereka memiliki status yang lebih tinggi di masyarakat.
Contoh pergeseran bahasa yang terkenal adalah “hanya bahasa Inggris” di Amerika di mana sebagian besar penduduk asli Amerika dipaksa untuk menggunakan bahasa Inggris daripada menggunakan bahasa ibu mereka (Janse, 2002, hlm. 352). Itu dimulai dari amandemen Arizona yang mengusulkan “hanya bahasa Inggris” pada tahun 1988 dan diadopsi oleh pemerintah Utah untuk memaksa rakyat mereka menggunakan bahasa Inggris. Dengan demikian, kebijakan pemerintah menjadi salah satu faktor pergeseran bahasa serta pemeliharaan bahasa.
Contoh lain pergeseran bahasa adalah dari Anderson (2009) dalam studinya tentang bahasa Ghana. Dia menemukan bahwa orang tua Ghana mengekspos anak-anak mereka untuk menggunakan bahasa Inggris, bahasa bekas kolonial mereka, dalam bahasa sehari-hari dan di sekolah. “Orang tua ini percaya bahwa perolehan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama akan meningkatkan perkembangan intelektual, sosial, dan ekonomi anak-anak mereka” (Anderson, 2009, hlm. 7).
Kematian Bahasa
Pemahaman sederhana tentang kematian bahasa yang dicatat dari pergeseran bahasa adalah bahwa ketika penutur meninggalkan bahasa ibu mereka dan menggunakan bahasa lain, bahasa ibu, perlahan atau cepat menghilang. Campbell (1994, hlm. 1961) menggambarkan kematian bahasa sebagai “hilangnya bahasa karena pergeseran bertahap ke bahasa dominan dalam situasi kontak bahasa”. Ada empat jenis kematian bahasa dari Mesthrie dan Leap (1995, hlm. 254):
- Kematian bertahap: penggantian bertahap karena pergeseran bahasa
- Kematian mendadak: kepunahan yang cepat, misalnya Tasmania
- Kematian Radikal: karena penindasan politik yang parah, misalnya pembantaian ribuan orang India di El Salvador
- Kematian dari bawah ke atas: tidak digunakan dalam percakapan, tetapi bertahan dalam penggunaan khusus misalnya agama atau lagu daerah.
Bahasa Inggris juga merupakan salah satu penyebab utama kematian bahasa lain. Cornish di Inggris menghilang setelah para penutur memindahkan bahasa ibu mereka ke bahasa Inggris (Mesthrie & Leap (1995, hlm. 253). Sementara kasus bahasa Ghana, beberapa bahasa daerah Ghana menghilang seperti Nabit, Sisaala, dan Likpapkaln karena otoritas bahasa Inggris (Andersen, 2009, hlm. 11).
Pemeliharaan Bahasa
Untuk menghindari fenomena pergeseran bahasa dan kematian bahasa terjadi, pemeliharaan bahasa perlu direncanakan dan dilaksanakan di suatu bangsa. Pemeliharaan bahasa adalah revitalisasi bahasa yang sekarat atau terancam punah. Mesthrie dan Leap (1995, hlm. 253) menggambarkan pemeliharaan bahasa sebagai penggunaan bahasa yang berkelanjutan dalam menghadapi persaingan dari bahasa yang lebih kuat secara regional dan sosial. Banyak negara seperti Australia, Jepang, Taiwan, Kanada, Skandinavia, Papua Nugini, dan lainnya telah memulai untuk merevitalisasi bahasa asal mereka setelah perang berakhir (Janse, 2002, hlm. 353).
Cara mempertahankan bahasa seperti pendidikan, mendokumentasikan bahasa dapat menjadi keputusan alternatif untuk menghidupkan kembali bahasa tersebut. Dalam kasus Ghana, bahasa daerah mereka dipertahankan oleh penggunaan Media. Sebagian besar penyiar radio di Ghana menggunakan bahasa ibu mereka untuk menyampaikan berita (Andersen, 2009, hlm. 2). Mereka tetap menggunakan bahasa daerah karena dapat memberikan berita dan pandangan mereka lebih jelas. Kebijakan media Ghana juga mempromosikan semua stasiun televisi untuk menggunakan bahasa daerah untuk menjaga persatuan mereka.
#languageshift
#language
#bahasa