Forensic Linguistics, Apa Yang Anda Ketahui?

Linguistik forensik mencakup tiga bidang studi utama: Bahasa yang digunakan dalam hukum, bahasa yang digunakan dalam sistem peradilan dan forensik, dan bukti linguistik. Hal-hal yang dapat dianalisis untuk bukti linguistik meliputi pengakuan, pernyataan saksi, catatan bunuh diri, postingan media sosial, dan surat tebusan.

Profesor Jan Svartvik

Salah satu tokoh pionir dalam bidang linguistik forensik adalah Profesor Jan Svartvik yang disebut-sebut sebagai orang pertama yang menggunakan istilah ‘linguistik forensik’, dalam bukunya The Evans Statements: A Case for Forensic Linguistics yang diterbitkan pada tahun 1968. analisis bahasa, Anda akan berhasil dalam peran seperti menyelidiki kejahatan, menganalisis masalah hukum dan membantu penelitian bahasa, membuat perbedaan di seluruh dunia.

Ahli bahasa forensik melihat faktor-faktor seperti struktur sintaksis, pola gaya, tanda baca, dan bahkan ejaan saat menganalisis catatan tebusan. Program gelar master dalam linguistik forensik mengajarkan Anda untuk mengidentifikasi ancaman dan kepengarangan dokumen untuk tujuan hukum, selain mempersiapkan Anda untuk bekerja dengan sejarawan untuk mengotentikasi sumber primer, surat dan plagiarisme. Artinya, misalnya surat atau panggilan telepon menjadi teks forensik atau file audio, begitu dikaitkan dengan tindak pidana. Benda-benda seperti uang kertas atau bahkan tiket parkir yang tampaknya tidak banyak mengandung informasi linguistik dapat menjadi teks forensik, karena merupakan teks hukum (Olsson 2008: 1). Ahli bahasa forensik digunakan untuk penerapan pengetahuan dan teknik linguistik pada bahasa kasus dan proses hukum. Oleh karena itu, gagasan ‘sidik jari linguistik’ pada dasarnya cacat dan hanya ada sedikit bukti kuat yang mendukungnya.

#forensiclinguistics

#linguistics

#forensic

Bekerja Dengan Senang dan Tenang

Jika anda cukup rajin menyimak berita seputar dunia kerja mungkin anda sudah mengetahui masalah yang akhir-akhir ini sering dibahas. Nama gangguan itu adalah burnout stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Masalah ini menjadi serius karena burnout justru menyerang pekerja berusia muda dan memiliki kemampuan serta rasa percaya diri yang baik. Karena itu gejala ini dibedakan dengan gejala stres biasa dalm pekerjaan yang mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan atau rasa kurang percaya diri.

Gejala burnout pertama kali ditemukan oleh Herbert Freudenberger dan Christine Maslach yang meneliti gejala-gejala burnout melalui studi-studi kasus, menurut mereka gejala burnout biasanya dialami oleh mereka yang pekerjaan atau profesinya berhubungan langsung dengan manusia seperti dokter, psikolog, dan orang-orang yang bekerja di bidang sales dan jasa. Orang-orang yang bekerja  pada bidang IT misalnya, jarang  mengalami stres jenis ini.

Burnout seringkali dialami oleh  orang-orang yang masih muda, mempunyai skill yang baik dan ambisius. Biasanya burnout dialami oleh para pekerja yang berusia di bawah 40. Lalu mengapa para pekerja yang tampaknya mempunyai masa depan yang baik ini dapat mengalami burnout?

Burnout dialami para pekerja muda yang potensial ini bila mereka dipaksa bekerja dan mengarahkan semua kemampuan mereka secara berlebihan dalam  tempo yang terlalu lama. Burnout dialami oleh mereka yang dipaksa bekerja keras dengan segenap kemampuan mereka dalam waktu yang relatif lama, papar Maslach.

#burnout

#HerbertFreudenberger

#ChristineMaslach

 

Berawal Dari Kesalahan Kecil

Orang-orang yang merasa mempunyai potensi yang baik dan mempunyai ambisi yang tinggi sering memaksa diri untuk bekerja lebih keras. Mungkin untuk mengejar ambisi atau mungkin pula karena tuntutan dari atasan.  Mereka jarang berhenti untuk beristirahat. Tidak jarang kita melihat pekerja, atau bahkan kita sendiri berangkat pagi dari rumag, bekerja seharian di kantor tanpa istirahat sampai malam dan masih membawa pekerjaannya di rumah.

Bila hanya dilakukan selama beberapa hari atau beberapa minggu, tubuh kita mungkin belum terganggu. Namun bila hitungannya sampai bulan bahkan tahunan, daya tubuh akan mulai menurun. Bila sudah begini, gejala pertama yang timbul adalah sulit konsentrasi. Kesalahan-kesalahan kecil yang biasanya tidak pernah kita lakukan sebelumnya akan sering anda lakukan . Kesalahan-kesalahan ini sangat mengganggu, mereka yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan ini menjengkelkan mereka. Bila berlangsung terus menerus akhirnya akan menimbulkan  stres karena merasa diri mampu, namun kenyataanya sering berbuat kesalahan yang tidak perlu.

#kesalahan

Majas Totem Pro Parte Pada Relief Candi Jago

Gaya Bahasa Totem Pro Parte Dalam Prosa Jawa Kuno

Abstract

Karya sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pikiran, semangat dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Karya sastra yang dihasilkan dengan menggunakan bahasa yang indah dan menarik lahir dari perpaduan antara realitas yang ada dengan daya imajinasi pengarang. Majas Totem Pro Parte sebagai bagian dari majas Sinecdoke menjadi majas tak laziim yang menguasai relief Candi Jago ditinjau dari teori Semiotika. Hasilnya terdapat lebih dari 9 relief dalam Candi Jago yang mempergunakan majas Totem Pro Parte.

  1. PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pikiran, semangat dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Karya sastra yang dihasilkan dengan menggunakan bahasa yang indah dan menarik lahir dari perpaduan antara realitas yang ada dengan daya imajinasi pengarang. Di tinjau dari wujudnya karya sastra mempunyai dua aspek penting, yaitu isinya dan bentuknya. Isinya adalah tentang pengalaman hidup manusia, sedangkan bentuknya adalah segi-segi yang menyangkut cara penyampaian, yaitu cara sastrawan memanfaatkan bahasa yang indah untuk mewadahi isinya salah satunya dengan menggunakan gaya bahasa atau majas. Gaya bahasa merupakan alat tertentu yang menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan pengarang sehingga pembaca atau penikmat dapat tertarik dengan hasil karya dari pengarang. Majas atau gaya bahasa adalah bahasa kias atau bahasa indah dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran pengarang. Majas digunakan oleh pengarang dalam karyanya untuk memperindah bahasanya agar menarik dan berkesan bagi para pembacanya.

Menurut Tarigan (1986:112), ”Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi para penyimak dan pembaca.” Dalam KBBI (2008:859), ”Majas merupakan cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain; kiasan.” Majas memiliki peranan yang sangat penting karena dengan penggunaan majas, gagasan dan pikiran pengarang dapat disampaikan kepada para pembaca dengan bahasa yang indah yang dapat menarik minat dan perhatian pembaca.

Salah satu contoh majas adalah majas sinekdoke yang merupakan bagian dari majas pertautan. Majas sinekdoke dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sinekdoke pars pro toto dan sinekdoke totum pro parte. Sinekdoke pars pro toto merupakan majas yang menyebutkan bagian kecil dari sesuatu untuk mewakili keseluruhan, sementara sinekdoke totum pro parte merupakan majas yang menyebutkan bagian besar atau keseluruhan dari sesuatu untuk mewakili sebagian. Hal inilah yang menjadi keunikan dari majas sinekdoke, karena majas ini dibedakan menjadi dua bagian, dimana apabila yang disebutkan itu sebagian dari suatu benda, maka yang dimaksud adalah benda itu secara keseluruhan (pars pro toto). Begitupun sebaliknya, apabila yang disebutkan itu keseluruhan benda, maka yang dimaksud adalah sebagian dari benda tersebut (totum pro parte). Dari keunikan majas sinekdoke inilah sehingga penulis tertarik untuk meneliti penggunaan majas sinekdoke dalam kumpulan cerpen Cinta Tanpa Kata karya Kim Foeng.

Kumpulan cerpen Cinta Tanpa Kata karya Kim Foeng ini merupakan kumpulan cerpen perdana yang diterbitkan oleh Kim Foeng. Kumpulan cerpen Cinta Tanpa Kata ini bercerita tentang cinta yang tulus yang selalu diberikan seseorang kepada pasangannya yang selalu mendatangkan kebahagiaan dan sukacita. Kumpulan cerpen ini berce rita pula mengenai pengorbanan cinta, wa-

laupun kadang ada duka yang dialami oleh setiap pasangan dalam cerita tersebut tetapi akhir cerita mereka selalu membahagiakan. Kumpulan cerpen CintaTanpa Kata karya Kim Foeng ini dapat memberikan pelajaran kepada kita bahwa dalam sebuah hubungan jika dilandasi dengan cinta yang tulus dan suci, setiap masalah dan persoalan yang kita hadapi dapat diselesaikan dengan baik dan akan mendatangkan kebahagiaan. Dalam cerpen ini, Kim Foeng menggunakan berbagai ragam majas. Salah satu ragam majas yang digunakan ialah majas pertautan yaitu majas sinekdoke. Adapun contoh penggunaan majas sinekdoke dalam kumpulan cerpen Cinta Tanpa Kata karya Kim Foeng, adalah Adjie belum juga menampakkan batang hidungnya. Contoh tersebut merupakan bentuk penggunaan majas sinekdoke pars pro toto.

Batang hidungnya merupakan bentuk penggunaan majas sinekdoke pars pro toto yang menyatakan sebagian untuk seluruh. Pada contohdi atas disebutkan batang hidungnya yang merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia, namun batang hidungnya pada kalimat di atas sudah mewakili sosok Adjie secara utuh, tidak hanya sebatas pada batang hidungnya saja. Berdasarkan uraian di atas, maka diteliti Penggunaan Majas Sinekdoke dalam Kumpulan CerpenCinta Tanpa Kata Karya Kim Foeng.

  1. TINJAUAN PUSTAKA
  2. Pengertian Prosa Fiksi

Karya sastra menurut ragamnya dibedakan atas prosa, puisi, dan drama. Karya sastra fiksi atau cerita rekaan merupakan salah satu jenis karya sastra yang beragam prosa sehingga dikenal dengan istilah prosa fiksi. Istilah prosa dalam kesastraan menurut Nurgiantoro (dalam Djuanda 2006:159), disebut ”fiksi, teks naratif atau wacana naratif.” Sedangkan fiksi sendiri berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Menurut Aminuddin (dalam Djuanda 2006:159),”Prosa fiksi adalah kisahan atau

cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.” Pengertian lain dikemukakan oleh Sudjiman (dalam Djuanda 2006:159), ”Menyebutkan fiksi dengan istilah cerita rekaan, yaitu kisahan yang mempunyai tokoh utama, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa.” Sementara itu, menurut Saad dan Muliono (dalam Djuanda 2006 : 159), ”Prosa fiksi adalah bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi.” dan Muliono (dalam Djuanda 2006 : 159), ”Prosa fiksi adalah bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi.”

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prosa fiksi adalah karangan cerita yang memiliki rangkaian alur atau peristiwa cerita. Prosa fiksi dapat pula diartikan sebagai kisahan cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu sebagai hasil imajinasi atau khayalan pengarang sehingga prosa fiksi dikenal pula dengan istilah cerita rekaan.

  1. Jenis-Jenis Prosa Fiksi

Prosa fiksi atau disebut cerita rekaan memiliki beragam bentuk. Menurut Priyatni (2010:123), ”Prosa fiksi dapat dibedakan atas roman, novel, novelette, dan cerpen.” Adapun menurut Saad (dalam Djuanda 2006:161), ”Membagi prosa fiksi menjadi cerita panjang, cerita menengah dan cerita pendek.” Perbedaan berbagai macam bentuk dalam karya fiksi itu pada dasarnya hanya terletak pada kadar panjang-pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita, serta jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri. Adapun jenis prosa fiksi tersebut antara lain

  1. Novel Menurut Jassin (dalam Suroto 1990:19), ”Novel ialah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita) luar biasa karena dari kejadian itu terlahir suatu konflik, suatu pertikaian yang mengalihkan jurusan nasib mereka”
  2. Cerpen Menurut Suroto (1990:18), ”Cerpen atau cerita pendek adalah suatu karangan prosa yang berisi cerita sebuah eristiwa kehidupan manusia pelaku/tokoh dalam cerita tersebut.”
  3. Novelet Novelet biasa dikenal dengan istilah novela atau novel pendek. Dalam KBBI (2008:969), ”Novel merupakan kisahan prosa rekaan yang lebih panjang dan lebih kompleks daripada cerita pendek, tetapi tidak sepanjang novel, jangkauannya biasanya terbatas pada satu peristiwa, satu keadaan, dan satu titik tikaian.”
  4. Roman Menurut Gasong (2012:84), ”Roman merupakan cerita yang mengisahkan peristiwa atau pengalaman lahir atau batin sejumlah toko pada suatu masa tertentu.”
  5. Drama Menurut Tarigan (dalam Gasong 2012:99), ”Drama berasal dari bahasa Greek, tegasnya dari kata dra yang berarti berbuat, to act atau to do.” Lebih di pertegas oleh Moulton (dalam Gasong 2012:100), ”Drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak (life present in action).” Sementara itu, menurut Priyatni (2010:182), ”Drama adalah salah satu bentuk seni yang bercerita melalui percakapan dan action tokoh-tokohnya.”

Menghindari dan Mengatasi Burnout

Adnan Boon van Ostede, psikolog dari Belanda yang mendalami masalah ini mengatakan, burnout yang tidak ditangani dengan serius dapat mengakibatkan seseorang kehilangan pekerjaan dan karirnya. Sebab ia tidak akan dapat bekerja dengan baik dimanapun dan mempunyai kecenderungan  untuk terus berpindah pekerjaan dan lingkungan sosial.

Bila tanda-tanda burnout  belum dirasakan, namun kita memiliki faktor resikonya yaitu muda, kompeten, percaya diri, ambisius dan dengan pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, mulailah menjaga diri, Jangan bekerja terlalu keras, istirahat dan rekreasi yang cukup, banyak berolah raga dan serta terapkan manajemen stress dengan baik. Bila beban pekerjaan dirasa terlalu berat maka bicaralah dengan atasan untuk mendapatkan jalan terbaik.

Bila tanda-tanda burnout sudah terlanjur dialami, tidak usah khawatir. Makin cepat kita berhasil menemukan gejalanya, burnout akan lebih mudah diatasi.. Cara yang ditemouh untuk menghilangkan stres dalam pekerjaan ini adalah dengan meminta cuti. Gunakan kesempatan tersebut untuk pergi ke tempat yang tenang, yang tidak terlalu banyak orang. Hindari diri dari segala jenis pengalaman emosional negatif, terutama yang membuat kita sedih, bingung atau khawatir. Setelah kita merasa tenang dan gembira kita dapat memulai kembali pekerjaan kita.

#burnout

Apa Sebenarnya Diglosia Itu?

Istilah ini terkait erat dengan Charles Ferguson dan artikelnya pada tahun 1959, di mana diglosia secara resmi diperkenalkan ke dalam literatur sosiolinguistik. Diglossia, dalam definisi yang ketat, berbeda karena versi bahasa “tinggi” tidak digunakan untuk percakapan biasa dan tidak memiliki penutur asli. Contohnya termasuk perbedaan antara bahasa Arab standar dan bahasa Arab Mesir; Orang yunani; dan Kreol Haiti. Belakangan ini Jepang tampil sebagai masyarakat diglosik yang mana setiap ragam bahasa mempunyai fungsi yang sesuai untuk digunakan; SJ adalah ragam tinggi, H, yang dianggap ideal untuk penulisan formal. Meskipun bahasa Inggris bukan bahasa diglosik, bahasa Inggris memiliki beragam dialek, bentuk sehari-hari, dan tingkat formalitas. Yunani, Arab dan Tamil adalah bahasa diglosik.

Contoh Diglosia

  • Negara-negara berbahasa Arab. Di komunitas penutur bahasa Arab, banyak orang menggunakan bahasa Arab Klasik dan bahasa Arab Mesir. …
  • Swiss Jerman. …
  • Standar Kreol Perancis dan Haiti. …
  • Bahasa Yunani Katharevousa (alias bahasa Yunani ‘murni’) dan bahasa Yunani Demotik (alias Dimotiki)

Diglosia dalam bahasa Arab dikatakan sebagai situasi linguistik kuno yang muncul pada masa penyebaran Islam, ketika bahasa Arab bersentuhan dengan bahasa lain dan orang non-Arab mulai berbicara bahasa Arab. Ini mengacu pada keberadaan dan penggunaan dua atau lebih jenis bahasa Arab di negara berbahasa Arab.

Diglosia linguistik menimbulkan dampak negatif psikologis di kalangan pelajar yang sangat merugikan, yaitu membuat mereka selalu bimbang dan bimbang dalam memahami ungkapan dan kalimat yang didengarnya sehingga mereka berada di antara dua pihak yang antagonis sehingga tidak mampu menentukan arah yang diinginkan. Komunitas tutur dicirikan oleh diglosia dan bilingualisme (Fishman, 1967).

Bisa berupa diglosia dan bilingualisme, bilingualisme tanpa diglosia, diglosia tanpa bilingualisme, atau bukan diglosia atau bilingualisme. Diglosia dalam bahasa Arab mengacu pada fenomena hidup berdampingan dua ragam bahasa yang berbeda dalam komunitas tutur yang sama, yang masing-masing digunakan untuk tujuan linguistik dan komunikatif tertentu oleh penuturnya. Berasal dari bahasa Yunani: di- artinya dua; kilap, lidah. Dua bahasa. Namun jangan bingung dengan bilingualisme, yang berasal dari bahasa Latin: bi-, dua: lingua, lidah. Dua bahasa.

Namun, dalam linguistik sosial Inggris terdapat perbedaan sistematis antara kedua istilah tersebut, diglosia dan bilingualisme. Dengan demikian alih kode bisa saja melibatkan bahasa-bahasa yang sepenuhnya berbeda, namun bisa juga bergantian dalam wacana atau kalimat yang sama, sedangkan diglosia Ferguson (Ferguson 1959) melibatkan dialek-dialek bahasa terkait yang dipisahkan secara terpisah menurut situasi wacana. Bahasa sangat erat kaitannya dengan budaya, sejarah, dan identitas, dan hilangnya keragaman bahasa dapat menyebabkan hilangnya warisan budaya, tradisi, dan cara unik dalam memahami dunia yang tertanam dalam setiap bahasa.

Ahli sosiolinguistik juga dapat menggunakan istilah diglosia untuk menunjukkan bilingualisme, yaitu penuturan dua bahasa atau lebih oleh anggota komunitas yang sama, seperti, misalnya, di New York City, di mana banyak anggota komunitas Hispanik berbicara bahasa Spanyol dan Inggris, berpindah bahasa. dari satu ke yang lain.

Meskipun bahasa Inggris bukan bahasa diglosik, bahasa Inggris memiliki beragam dialek, bentuk sehari-hari, dan tingkat formalitas. Yunani, Arab dan Tamil adalah bahasa diglosik.

#diglossic

#diglosia

 

Apakah Binatang Bisa Berbahasa?

Bahasa hewan adalah bentuk komunikasi hewan non-manusia yang menunjukkan kemiripan dengan bahasa manusia. Hewan berkomunikasi melalui berbagai tanda, seperti suara dan gerakan. Tanda-tanda di antara hewan dapat dianggap sebagai suatu bentuk bahasa jika inventaris tanda-tandanya cukup besar.

Komunikasi hewan merupakan perilaku yang melibatkan interaksi antar individu yang memancarkan dan mempersepsikan sinyal dalam suatu lingkungan (Wiley dan Richards 1978;Owren et al. 2010;Bradbury dan Vehrencamp 2011; Stegman 2013).

Apa contoh komunikasi hewan?

  • Anjing mungkin menggonggong atau serigala melolong untuk mengingatkan anjing lain akan ancaman di dekatnya melalui penggunaan vokalisasi lisan.
  • Kucing besar seperti singa mungkin menandai wilayahnya, memperingatkan hewan lain untuk menjaga jarak.
  • Gurita bisa mengubah warna tubuhnya untuk menunjukkan agresi atau ketakutan.

Ini bisa berupa kombinasi kosakata yang dipelajari, bahasa tubuh yang diamati, dan nada suara. Melalui pengulangan, baik anjing maupun bayi mengasosiasikan kata-kata tertentu dengan objek atau tindakan tertentu.

Itu sebabnya kami mengucapkan “duduk” berulang kali, sambil mendorong anjing untuk duduk. Akhirnya, dia mengasosiasikan kata tersebut dengan tindakan. Beberapa spesies atau kelompok hewan telah mengembangkan bentuk komunikasi yang secara dangkal menyerupai bahasa verbal, namun hal ini biasanya tidak dianggap sebagai bahasa karena tidak memiliki satu atau lebih ciri-ciri yang menentukan, misalnya. tata bahasa, sintaksis, rekursi, dan perpindahan. Mengapa hewan tidak bisa berbicara seperti kita?

Beberapa orang berspekulasi bahwa ada perbedaan struktural antara hewan lain dan manusia yang memungkinkan kita membentuk kata-kata, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal itu tidak berdasar. Hewan tentu saja berkomunikasi, tetapi mereka tidak menciptakan kata-kata karena kata-kata itu tidak ada artinya bagi mereka. Ya, binatang-binatang liar memang berkomunikasi satu sama lain, bukan melalui ucapan, melainkan melalui beberapa sarana visual, suara, dan penciuman. Hewan berkomunikasi menggunakan sinyal, yang dapat berupa visual; pendengaran, atau berbasis suara; kimia, melibatkan feromon; atau isyarat taktil, berbasis sentuhan.

#animallanguage

#animalcommunication

Apakah Bentuk Plural dari Kata Youth?

Tergantung kata “pemuda” mana yang anda maksud.

Ada kata “pemuda” yang berarti “kondisi muda, atau penampilan, kesegaran, semangat, semangat, dan lain-lain, ciri-ciri kaum muda. Sebagai sebuah ‘kondisi atau keadaan’, ini tidak memiliki bentuk jamak. Bentuk yang sama digunakan dengan determinan jamak. “masa mudanya terlihat jelas di wajahnya”, “masa mudanya terlihat dari idealismenya.”

Ada juga kata “pemuda” yang berarti “pemuda pada umumnya”. Ini adalah kata benda kolektif dan umumnya sudah jamak. “kaum muda saat ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang tua.”

Ada juga kata “pemuda” yang berarti “orang muda, terutama pemuda”. Ini memiliki bentuk jamak “pemuda”. “tiga pemuda ditangkap karena menyebabkan keributan.”

#youth

#pluralform

 

Bahasa Apa Yang Sama Dengan Bahasa Arab?

Ini adalah diagram yang menggambarkan rumpun bahasa Semit

Seperti yang Anda lihat, dan ini akan mengganggu beberapa penutur bahasa Malta dan Arab, bahasa yang paling dekat dengan bahasa Arab Klasik (juga disebut Fuşha) adalah dialek/bahasa turunannya. Yaitu: Arab Teluk, Arab Levantine, Arab Mesir, Arab Morrocan, dan Malta.

Selanjutnya, kita mempunyai bahasa yang jarang dikenal yang disebut ‘Arab Selatan’ dan tidak dapat dipahami dengan bahasa Arab [Utara]. Kedengarannya aneh

‘Dialek Arab’ bagi penutur bahasa Arab modern.

Terakhir, kami memiliki bahasa Ibrani dan Aram dalam Alkitab (termasuk bahasa Syria) yang berasal dari kategori bahasa Semit yang berbeda dengan bahasa Arab tetapi mudah dipelajari oleh penutur bahasa Arab Klasik.

Bahasa lain yang kurang dikenal ada di diagram.

PS: Bahasa Ibrani modern biasanya dianggap sebagai dialek anak (bahasa?) dari bahasa Ibrani Alkitabiah tetapi tata bahasanya sangat berbeda karena banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa Eropa. Meskipun saya akui saya sendiri tidak mengetahuinya.

EDIT: rupanya bahasa Arab Selatan bukanlah sebuah bahasa, tetapi ‘Arab Selatan’ adalah nama sebenarnya dari keempat bahasa tersebut.

EDIT 2: beberapa ahli bahasa tidak percaya bahwa dialek Arab diturunkan dari CA tetapi dari dialek Arab yang terkait erat (dialek?) dengannya.

#semiticlanguage

Mungkinkah Berbicara Dalam Bahasa Seperti Penutur Asli?

Saya berasumsi yang anda maksud adalah mungkinkah orang non-pribumi berbicara dalam bahasa seperti penutur asli, sehingga tidak terdeteksi oleh penutur asli.

Jawabannya adalah jika anda mulai mendalami bahasa tersebut sebelum usia 13 tahun (atau mungkin 14, mungkin 15??), anda mungkin akan melakukannya.

Namun jika anda sudah melewati usia tersebut, kecil kemungkinannya Anda akan membodohi siapa pun dengan berpikir bahwa anda adalah seorang penutur asli, atau bahwa anda akan dapat berbicara tanpa memikirkan apa yang harus anda katakan. Mungkin, jika anda bermotivasi tinggi, dan bersedia menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyempurnakan aksen dan mempelajari kosa kata, hal ini mungkin dilakukan oleh remaja atau dewasa muda.

Seseorang berusia pertengahan 20-an? atau lebih tua? Menurutku tidak.

Di satu sisi, kosakata saja sudah membuat kewalahan. anda memerlukan setidaknya 20.000 kata untuk memiliki pengetahuan bahasa Inggris seperti penutur asli. Lakukan perhitungan. Dalam 10 tahun belajar terus-menerus, anda perlu mempelajari 2.000 kata setahun (lebih dari 5 kata baru setiap hari) dan tidak melupakan satu pun kata. Dan setelah itu, ada idiom. Tentu saja anda tahu lari, tapi tahukah anda lari, lari, lari, lari mengejar, lari pulang, lari dengan kaus kaki, lari bagus di Broadway, lari ke tiang bendera, dan lihat apakah ada yang memberi hormat. dan seterusnya.

Ditambah tata bahasa, ditambah fonologi. Memang luar biasa.

Seseorang dapat memiliki aksen seperti penduduk asli, mungkin cukup untuk membuat orang Amerika mengira anda orang Inggris atau sebaliknya, dan memiliki 2.000 hingga 3.000 kata kosakata, dan memahami dasar-dasar kehidupan. Namun untuk menikmati film, menikmati novel, membaca halaman olah raga, memahami komentar politik, dan lain-lain, itu adalah sebuah bukit yang tinggi untuk didaki.

#nativespeaker

#language

#bahasa