Daun Sirsak Untuk Tensi

Daun sirsak

Daun sirsak bisa menurun tekanan darah tinggi.

Caranya yaitu

1. Ambil 3 lembar daun sirsak atau jumlah ganjil

2. Rebus dengan 1-2 gelas air (400cc)

3. Rebus hingga mendidih sekali lalu dinginkan.

4, Minum saat hangat, minum sebelum sarapan pagi.

Tips

Hindari gorengan terlebih dahulu, dampingi juga dengan buah belimbing (dijus atau dikonsumsi langsung), selalu sediakan potongan timun saat makan.

Bakwan Weci

Judul tulisan ini adalah dua buah makanan kudapan yang berbeda. Bakwan dan weci.. yaa dua kudapan ini adalah snack favorit banyak orang di Indonesia.

Namun dari jenisnya sebenarnya keduanya adalah dua makanan yang berbeda. Berbeda dari segi arti dan resep. Itupun setiap daerah ternyata memiliki resep kesukaan yang tidak akan sama atau nyaris sama.

Seperti misalnya bakwan. Bakwan di kotaku di Malang adalah makanan berjenis gorengan dan dipergunakan sebagai lauk pendamping. Bakwan terbuat dari bahan jagung muda dengan bumbu yang beragam. Bakwan dibumbui dengan citarasa cenderung pedas. Yaitu cabe, bawang putih, ketumbar, daun jeruk, kencur dan kunci. Untuk 4 bumbu terakhir banyak para bunda yang menvariasikannya atau menggunakan salah satunya.

Beda dengan bakwan yang ini, bakwan yang berbentuk kuah bakso. Ya.. bakwan ini sangat berbeda. Nama bisa sama namun bentuknya sangat jauh berbeda. Asal kata bakwan dalam bahasa China sebenarnya adalah bak yang berarti babi. Dan masih banyak saya temukan kuliner bakso namun dilabel bakwan. Kalau kita tidak meneliti terlebih dahulu saat akan membeli atau makan, mungkin kita akan mendapatkan makanan yang berbeda dengan yang kita perkirakan.

Di Sidoarjo Jawa Timur, Surabaya dan sekitarnya Weci seringkali disebut dengan Ote-ote. Dan Ote-ote yang paling terkenal adalah di kota Porong, kota yang masuk dalam Kotamadya Sidoarjo Jawa Timur. Ote-ote Porong berbahan berbeda dengan Weci. Namun banyak yang mengatakan bahwa Ote-Ote Porong adalah Weci ala Surabaya. Bahan dasar Ote-ote Porong adalah mempergunakan tepung kedelai, bukan tepung terigu. Sedang penganan gurih ini tidak mempergunakan sayuran sebagai campurannya, melainkan cacahan daging ayam atau sapi. Di Solo, dengan bentuk dan resep yang sama snack ini disebut dengan  Pia-pia.

Weci di Malang sangat variatif. Terutama pada isi atau campuran adonannya. Sayur yang dipergunakan dalam adonan Weci beragam antara lain kol, kecambah, wortel, daun bawang perai, daun seledri, sawi hijau, atau sawi putih. Namun bukan berarti semua sayuran ini dipergunakan secara bersamaan. Kebanyakan Weci menggunakan 1 hingga 2 macam sayuran yang saya sebut di atas. Bumbu yang dipergunakan adalah bawang putih dan merica bubuk. Adonan Weci seringkali tidak mempergunakan telur, meski bila diberi sebutir telur akan mempermudah penggorengannya (tidak melekat).

Weci memang bagusnya tidak menggunakan telur karenasayur mayur di dalam adonan weci inilah yang akan memproses oksidasi adonan sehingga akan memunculkan gelembung-gelembung udara. Ini akan mempermudah pencetakan Weci dalam sendok sayur di dalam minyak. Rasanyapun akan jauh lebih empuk dan gurih setelah adonan mengalami proses fermentasi.

Ayo dicoba..

Ratusan Tahun Kemudian

Kunjarakarna Story, 1st Level, Candi Jago, Malang, East Java

Sejarah Terulang Setelah Ribuan Tahun
Oleh Ika Farihah Hentihu

Pengulangan sejarah adalah pengulangan peristiwa serupa di dalam sejarah. Konsep pengulangan sejarah telah diterapkan dengan berbagai cara pada keseluruhan sejarah dunia (misalnya, pada kebangkitan dan kejatuhan kekaisaran) ataupun adanya pola-pola yang terulang dalam sejarah dunia, semisal sejarah pemerintahan tertentu atau dua peristiwa tertentu yang memiliki kesamaan yang mencolok. Secara hipotetis, konsep pengulangan sejarah adalah sebagai bentuk doktrin pengulangan abadi yang tertulis dalam berbagai bentuk sejak zaman kuno yang kemudian dijelaskan pada abad ke-19 oleh Heinrich Heine dan Friedrich Nietzsche. Meskipun sering dikatakan bahwa sejarah berulang dengan sendirinya, dalam siklus yang kurang dari durasi kosmologis, hal ini tidak sepenuhnya benar. Pengulangan terjadi karena keadaan yang dapat dipastikan dengan rantai kausalitas. Memang pengulangan dalam bentuk temuan dapat direproduksi yang diperoleh melalui eksperimen atau pengamatan. Ini sangat penting bagi ilmu-ilmu alam dan sosial juga dalam bentuk pengamatan kebetulan yang dipelajari melalui metode komparatif yang dalam konsep humaniora. GW Trompf, dalam bukunya The Idea of Historical Recurrence in Western Thought, menelusuri pola pemikiran dan perilaku politik yang berulang secara historis di barat sejak zaman kuno. Jika sejarah memiliki pelajaran untuk diberikan, maka bisa ditemukan cukup baik dalam pola yang berulang seperti itu. Pengulangan historis dari jenis kemiripan yang mencolok terkadang dapat menimbulkan rasa konvergensi, resonansi atau bahkan déjà vu.
GW Trompf mencatat bahwa sebagian besar konsep barat tentang pengulangan sejarah menyiratkan bahwa masa lalu memberikan pelajaran untuk tindakan di masa depan dan ternyata jenis peristiwa yang sama yang telah terjadi sebelumnya akan terulang kembali. Tema bahwa peradaban berkembang atau gagal karena sesuai dengan tanggapan mereka terhadap tantangan manusia dan lingkungan yang mereka hadapi dan akan diangkat ratusan bahkan ribuan tahun kemudian.
Metafora sosial-organisme juga telah ditelusuri kembali ke filsuf Yunani, Aristoteles (384–322 SM), akan terulang berabad-abad kemudian dalam karya-karya filsuf dan sosiolog Prancis Auguste Comte (1798–1857), Filsuf Inggris Herbert Spencer (1820–1903), dan sosiolog Prancis mile Durkheim (1858–1917). Stith Thompson (1976) mengurai ribuan peristiwa di muka bumi ini menjadi sebuah pola teratur yang didesain dalam index peristiwa. Bukunya, The Folktale menjadi rujukan kekinian terhadap semua peristiwa yang terjadi di muka bumi. Layaknya kisah Sampek Engtay yang sangat masyhur nyatanya menjadi inspirasi puluhan film-film Korea dan Jepang. Yaitu seorang perempuan di zaman lalu yang seringkali tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar dan sekolah sehingga memaksa dia untuk menyamar menjadi laki-laki agar bisa masuk ke lingkungan laki-laki. Dan kisah yang sama pula berulang dalam Folktale Kunjarakarna.
Adalah sebuah candi yang terletak di kota Malang yaitu Candi Jago, Candi dengan panel relief yang menyimpan konsep pengulangan sejarah dan siklus hidup manusia yang bukan tidak mungkin mengambil cerita dan peristiwa ribuan tahun sebelumnya sebagai inspirasi. Candi Jago didirikan di abad 13 pada masa Kerajaan Singhasari. Salah satu relief paling fenomenal adalah Relief Kunjarakarna di teras pertama candi. Cerita atau folktale dalam relief yang ditulis dalam kakawin (syair) yang ditulis oleh Mpu Dusun menggambarkan seorang Yaksa (raksasa) bernama Kunjarakarna yang menyaksikan dahsyatnya siksaan neraka. Dan sangat mungkin bahwa cerita yang ditulis di abad 15 ini terispirasi oleh peristiwa Isra Mi’raj di abad ke 7 dan Nabi Idris di tahun 4533 SM. Kedua peristiwa yang mendunia ini mengispirasi semua ideologi saat itu termasuk Mpu Dusun yang telah menulis kakawin Kunjarakarna di abad ke 15. Dan lagi-lagi sejarah terulang, tepat seperti yang telah didesain oleh Stith Thompson, peristiwa kunjungan Nabi Idris AS, lalu dilanjutkan dengan Nabi Muhammad SAW dalam Isra Mi’raj nya lalu diakhiri dengan relief Kunjarakarna di Candi Jago mendapatkan index Internasional yaitu A661 untuk index Visiting Heaven dan A671 untuk index Hell. Nyatanya keduanya menjadi topik penting yang mengispirasi ukiran relief di Candi Jago ini.
Mpu Dusun pun bukan berasal dari kalangan berdarah biru seperti kebanyakan kita temukan tentang karya-karya sastra yang banyak ditulis oleh kalangan istana. Namun jurnalis pinggiran ini justru ikut melestarikan peristiwa bersejarah Rasulullah SAW dan Nabi Idris AS dalam folktale Kunjarakarna di Candi Jago. Sangat mirip dengan 2 peristiwa ini yaitu sang Yaksa atau raksasa dalam mitologi Jawa ini menyaksikan adegan penyiksaan di neraka. tepat seperti yang dialami oleh dua Nabi Allah. Ada banyak konsep didaktik yang sarat ajaran moral yang sangat penting guna memahami sistim kepercayaan masyarakat pada masa itu. Pada sisa panel relief yang tertimpa lumut dan jamur itu, lakon siksa neraka ini masih jelas menampilkan pesan betapa hukum sebab akibat berlaku.