Manfaat Air Kelapa

Air Kelapa

Manfaat air kelapa terutama bagi bumil yaitu air kelapa tidak menyebabkan akumulasi lemak pada tubuh wanita hamil yang sudah berlebihan berat badan.

Air kelapa memiki kandungan elektrolit yang bermanfaat dalam membantu selama kehamilan seperti masalah mual, morning sickness, dan diare saat tubuh mengalami dehidrasi. Elektrolit ini juga membantu fungsi otot dan mengendalikan tingkat tekanan darah.

Air kelapa memiliki zat diuretik secara alami yang bisa meningkatkan buang air kecil karena kandungan mineral termasuk pottasium dan magnesium. Ini membantu dalam menyingkirkan racun dna membersihkan saluran kencing sehingga membantu fungsi ginjal.

Saat masa kehamilan terjadi perubahan hormon yang menimbulkan masalah sembelit, gangguan pencernaan dan sakit maag. Serat makanan dalam air kelapa memperbaiki sistim pencernaan dna mencegah sembelit.

Asam laurat dalam air kelapa menghasilyang kuat yang kan anti virus yang dapat menetralkan berbagai infeksi dan peningkatan kekebalan pada wanita hamil.

Memperbaiki kondisi jantung karena air kelapa meningkatkan kadar potassium dan magnesium yang mengatur tekanan darah dan mengurangi kolesterol jahat.

Semiotike Seri 2

Semiotika tidak secara luas dilembagakan sebagai disiplin akademis. Ini adalah bidang studi yang melibatkan banyak sikap teoretis dan alat metodologis yang berbeda. Salah satu definisi yang paling luas adalah Umberto Eco, yang menyatakan bahwa ‘semiotika berkaitan dengan segala sesuatu yang dapat dianggap sebagai tanda’ (Eco 1976, 7). Semiotika melibatkan studi tidak hanya tentang apa yang kita sebut sebagai ‘tanda’ dalam percakapan sehari-hari, tetapi juga tentang apa pun yang ‘mewakili’ sesuatu yang lain. Dalam pengertian semiotik, tanda berupa kata-kata, gambar, suara, gerak tubuh, dan objek. Sementara bagi ahli bahasa Saussure, ‘semiologi’ adalah ‘ilmu yang mempelajari peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial’, bagi filosof Charles Peirce ‘semiotik’ adalah ‘doktrin formal tentang tanda’ yang erat kaitannya dengan Logika (Peirce 1931-58, 2.227). Baginya, ‘sebuah tanda… adalah sesuatu yang berarti bagi seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas’ (Peirce 1931-58, 2.228). Dia menyatakan bahwa ‘setiap pikiran adalah sebuah tanda’ (Peirce 1931-58, 1.538; lih. 5.250 dst, 5.283 dst). Semiotika kontemporer mempelajari tanda-tanda tidak dalam isolasi tetapi sebagai bagian dari ‘sistem tanda’ semiotik (seperti media atau genre). Mereka mempelajari bagaimana makna dibuat: dengan demikian, tidak hanya memperhatikan komunikasi tetapi juga dengan konstruksi dan pemeliharaan realitas. Semiotika dan cabang linguistik yang dikenal sebagai semantik memiliki perhatian yang sama dengan makna tanda, tetapi John Sturrock berpendapat bahwa sementara semantik berfokus pada apa arti kata, semiotika berkaitan dengan bagaimana tanda berarti (Sturrock 1986, 22). Untuk CW Morris (berasal dari klasifikasi tiga kali lipat ini dari Peirce), semiotika menganut semantik, bersama dengan cabang linguistik tradisional lainnya:

 

semantik: hubungan tanda dengan apa yang mereka perjuangkan;

sintaksis (atau sintaksis): hubungan formal atau struktural antara tanda;

pragmatik: hubungan tanda dengan penafsir (Morris 1938, 6-7).

 

Semiotika sering digunakan dalam analisis teks (walaupun jauh lebih dari sekadar mode analisis tekstual). Di sini mungkin perlu dicatat bahwa ‘teks’ dapat eksis dalam media apa pun dan mungkin verbal, non-verbal, atau keduanya, terlepas dari bias logosentris dari perbedaan ini. Istilah teks biasanya mengacu pada pesan yang telah direkam dalam beberapa cara (misalnya menulis, merekam audio dan video) sehingga secara fisik independen dari pengirim atau penerima. Teks adalah kumpulan tanda (seperti kata, gambar, suara dan/atau gerakan) yang dibangun (dan ditafsirkan) dengan mengacu pada konvensi yang terkait dengan genre dan dalam media komunikasi tertentu.

 

Istilah ‘medium’ digunakan dalam berbagai cara oleh ahli teori yang berbeda, dan dapat mencakup kategori luas seperti pidato dan tulisan atau cetak dan penyiaran atau berhubungan dengan bentuk teknis tertentu dalam media massa (radio, televisi, surat kabar, majalah, buku). , foto, film, dan rekaman) atau media komunikasi antarpribadi (telepon, surat, faks, email, konferensi video, sistem obrolan berbasis komputer). Beberapa ahli teori mengklasifikasikan media menurut ‘saluran’ yang terlibat (visual, auditori, taktil, dan sebagainya) (Nöth 1995, 175). Pengalaman manusia secara inheren multiindrawi, dan setiap representasi pengalaman tunduk pada kendala dan keterjangkauan media yang terlibat. Setiap media dibatasi oleh saluran yang digunakannya. Misalnya, bahkan dalam media bahasa yang sangat fleksibel ‘kata-kata mengecewakan kita’ dalam mencoba untuk mewakili beberapa pengalaman, dan kita sama sekali tidak memiliki cara untuk merepresentasikan bau atau sentuhan dengan media konvensional. Media dan genre yang berbeda memberikan kerangka kerja yang berbeda untuk mewakili pengalaman, memfasilitasi beberapa bentuk ekspresi dan menghambat yang lain. Perbedaan antara media membuat Emile Benveniste berpendapat bahwa ‘prinsip pertama’ sistem semiotik adalah bahwa mereka tidak ‘sama’: ‘kita tidak dapat mengatakan “hal yang sama”‘ dalam sistem yang didasarkan pada unit yang berbeda (dalam Innis 1986 , 235) berbeda dengan Hjelmslev, yang menegaskan bahwa ‘dalam praktiknya, bahasa adalah semiotik yang ke dalamnya semua semiotika lainnya dapat diterjemahkan’ (dikutip dalam Genosko 1994, 62).

Penggunaan media sehari-hari oleh seseorang yang tahu bagaimana menggunakannya biasanya tidak diragukan lagi sebagai tidak bermasalah dan ‘netral’: ini tidak mengherankan karena media berkembang sebagai sarana untuk mencapai tujuan di mana mereka biasanya dimaksudkan untuk menjadi insidental. Dan semakin sering dan lancar suatu media digunakan, semakin cenderung ‘transparan’ atau ‘tidak terlihat’ bagi penggunanya. Untuk sebagian besar tujuan rutin, kesadaran akan suatu media dapat menghambat keefektifannya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Memang, biasanya ketika media memperoleh transparansi, potensinya untuk memenuhi fungsi utamanya adalah yang terbesar.

Semiotika Seri 1

Jika Anda pergi ke toko buku dan bertanya kepada mereka di mana menemukan buku tentang semiotika, kemungkinan besar Anda akan bertemu dengan pandangan kosong. Lebih buruk lagi, Anda mungkin diminta untuk mendefinisikan apa itu semiotika – yang akan sedikit rumit jika Anda mencari panduan untuk pemula. Lebih buruk lagi jika Anda tahu sedikit tentang semiotika, karena mungkin sulit untuk menawarkan definisi sederhana yang banyak digunakan di toko buku. Jika Anda pernah berada dalam situasi seperti itu, Anda mungkin akan setuju bahwa adalah bijaksana untuk tidak bertanya. Semiotika bisa di mana saja. Definisi terpendek adalah bahwa itu adalah studi tentang tanda-tanda. Tapi itu tidak membuat penanya jauh lebih bijaksana. ‘Apa maksudmu dengan tanda?’ orang biasanya bertanya selanjutnya. Jenis-jenis rambu yang mungkin langsung muncul di benak adalah rambu-rambu yang biasa kita sebut sebagai ‘rambu’ dalam kehidupan sehari-hari, seperti rambu jalan, rambu pub dan rambu bintang. Jika Anda setuju dengan mereka bahwa semiotika dapat mencakup studi tentang semua ini dan lebih banyak lagi, orang mungkin akan berasumsi bahwa semiotika adalah tentang ‘tanda-tanda visual’. Anda akan mengkonfirmasi firasat mereka jika Anda mengatakan bahwa tanda juga bisa berupa gambar, lukisan, dan foto, dan sekarang mereka akan mengarahkan Anda ke bagian seni dan fotografi. Tetapi jika Anda berkulit tebal dan memberi tahu mereka bahwa itu juga mencakup kata-kata, suara, dan ‘bahasa tubuh’, mereka mungkin bertanya-tanya apa kesamaan semua hal ini dan bagaimana orang dapat mempelajari fenomena yang berbeda seperti itu. Jika Anda sampai sejauh ini, mereka mungkin sudah ‘membaca tanda-tanda’ yang menunjukkan bahwa Anda eksentrik atau gila dan komunikasi mungkin telah berhenti.

 

Dengan asumsi bahwa Anda bukan salah satu dari orang-orang menyebalkan yang membuat semua orang menunggu dengan pertanyaan canggung Anda, jika Anda mencari buku tentang semiotika, Anda bisa melakukan yang lebih buruk daripada memulai di bagian linguistik.

Adalah… mungkin untuk membayangkan suatu ilmu yang mempelajari peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. Ini akan menjadi bagian dari psikologi sosial, dan karenanya dari psikologi umum. Kita akan menyebutnya semiologi (dari bahasa Yunani semeîon, ‘tanda’). Ini akan menyelidiki sifat tanda dan hukum yang mengaturnya. Karena itu belum ada, seseorang tidak dapat mengatakan dengan pasti bahwa itu akan ada. Tetapi ia memiliki hak untuk hidup, tempat yang siap untuk itu sebelumnya. Linguistik hanyalah salah satu cabang dari ilmu umum ini. Hukum-hukum yang akan ditemukan oleh semiologi akan menjadi hukum-hukum yang berlaku dalam linguistik, dan dengan demikian linguistik akan ditempatkan pada tempat yang jelas dalam bidang pengetahuan manusia. (Saussure 1983, 15-16; Saussure 1974, 16)

 

Demikian tulis ahli bahasa Swiss Ferdinand de Saussure (1857-1913), seorang pendiri tidak hanya linguistik tetapi juga dari apa yang sekarang lebih sering disebut sebagai semiotika (dalam Course in General Linguistics, 1916). Selain Saussure (singkatan biasa), tokoh kunci dalam perkembangan awal semiotika adalah filsuf Amerika Charles Sanders Peirce (sic, diucapkan ‘dompet’) (1839-1914) dan kemudian Charles William Morris (1901-1979), yang mengembangkan semiotika behavioris. Ahli teori semiotika modern terkemuka termasuk Roland Barthes (1915-1980), Algirdas Greimas (1917-1992), Yuri Lotman (1922-1993), Christian Metz (1931-1993), Umberto Eco (lahir 1932) dan Julia Kristeva (lahir 1941) . Sejumlah ahli bahasa selain Saussure telah bekerja dalam kerangka semiotika, seperti Louis Hjelmslev (1899-1966) dan Roman Jakobson (1896-1982). Sulit untuk memisahkan semiotika Eropa dari strukturalisme dalam asal-usulnya; strukturalis utama tidak hanya mencakup Saussure tetapi juga Claude Lévi-Strauss (b. 1908) dalam antropologi (yang melihat subjeknya sebagai cabang semiotika) dan Jacques Lacan (1901-1981) dalam psikoanalisis. Strukturalisme adalah metode analisis yang telah digunakan oleh banyak ahli semiotika dan didasarkan pada model linguistik Saussure. Strukturalis berusaha untuk menggambarkan keseluruhan organisasi sistem tanda sebagai ‘bahasa’ – seperti Lévi-Strauss dan mitos, aturan kekerabatan dan totemisme, Lacan dan ketidaksadaran dan Barthes dan Greimas dan ‘tata bahasa’ narasi. Mereka terlibat dalam pencarian ‘struktur dalam’ yang mendasari ‘fitur permukaan’ fenomena. Namun, semiotika sosial kontemporer telah bergerak melampaui perhatian strukturalis dengan hubungan internal bagian-bagian dalam sistem mandiri, berusaha untuk mengeksplorasi penggunaan tanda-tanda dalam situasi sosial tertentu. Teori semiotika modern juga terkadang bersekutu dengan pendekatan Marxis yang menekankan peran ideologi.

Semiotika mulai menjadi pendekatan utama studi budaya pada akhir 1960-an, sebagian sebagai hasil karya Roland Barthes. Terjemahan ke dalam bahasa Inggris dari esai populernya dalam koleksi berjudul Mythologies (Barthes 1957), diikuti pada 1970-an dan 1980-an oleh banyak tulisannya yang lain, sangat meningkatkan kesadaran ilmiah tentang pendekatan ini. Menulis pada tahun 1964, Barthes menyatakan bahwa ‘semiologi bertujuan untuk mengambil sistem tanda apa pun, apa pun substansi dan batasannya; gambar, gerak tubuh, suara musik, objek, dan asosiasi kompleks dari semua ini, yang membentuk isi ritual, konvensi atau hiburan publik: ini merupakan, jika bukan bahasa, setidaknya sistem penandaan’ (Barthes 1967, 9). Adopsi semiotika di Inggris dipengaruhi oleh keunggulannya dalam karya Pusat Studi Budaya Kontemporer (CCCS) di Universitas Birmingham sementara pusat itu berada di bawah arahan sosiolog neo-Marxis Stuart Hall (direktur 1969-79) . Meskipun semiotika mungkin kurang sentral sekarang dalam studi budaya dan media (setidaknya dalam bentuknya yang lebih awal, lebih strukturalis), tetap penting bagi siapa pun di lapangan untuk memahaminya. Apa yang harus dinilai oleh para sarjana individu, tentu saja, adalah apakah dan bagaimana semiotika dapat berguna dalam menjelaskan aspek apa pun dari perhatian mereka. Perhatikan bahwa istilah Saussure, ‘semiologi’ kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada tradisi Saussurean, sementara ‘semiotika’ kadang-kadang mengacu pada tradisi Peircean, tetapi saat ini istilah ‘semiotika’ lebih cenderung digunakan sebagai istilah umum untuk merangkul seluruh bidang (Nöth 1990, 14).

Herbal Laos Untuk Scabies

Laos/Lengkuas

Banyak ibu-ibu bingung bagaimana cara mengatasi sakit scabies atau terkena virus dari kucing. Kulit akan bergelembung-gelembung dan mengeluarkan air. Ini akan terus dirasa sebelum kucing-kucing tersebut disingkirkan. Resep herbalnya adalah sebagai berikut :

5 cm jahe (digeprek) / 2 sm jahe bubuk , 5 cm lengkuas (digeprek), 5 cm sereh (digeprek), 2 sm madu dan air. Seduh herbal-herbalnya dengan 300 ml air panas. Lalu saat hangat beri 2 sm madu. Minum herbal ala JSR ini saat hangat.

Saran dan tips : jauhkan untuk sementara kucing-kucing di rumah. Olesi kulit yang ada scabies dengan shampo selsun sehari sekali sebelum tidur.


Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Teh Ketumbar

Anda terkena tekanan darah tinggi? Jangan khawatir. Ada herbal mudah yang bisa dikonsumsi dan mudah didapat. Coba tengok dapur anda.

Caranya adalah dengan mengkonsumsi teh ketumbar. Seduh setengah sendok makan ketumbar dengan air panas dan minum saat hangat. Herbal ketumbar ini juga bisa dipergunakan bagi mereka yang menderita sakit jantung dan asam lambung.

Tips bagi penderita tekanan darah tinggi yaitu selalu sediakan beberapa potong mentimun saat makan sehari-hari. Juga sediakan belimbing untuk cemilan anda. Jadi jangan konsumsi cemilan-cemilan tak sehat. Makanlah belimbing yang masih berwarna hijau. Bisa dipergunakan belimbing Jawa ataupun belimbing super (dari Blitar atau Tuban).

Buah-buahan yang lain juga sangat disarankan. Jadi selalu sediakan bermacam buah, namun tipsnya jangan diolah menjadi salad. Kecuali anda memberi dressingnya adalah olive oil. Kalau menggunakan mayonese, keju dll maka tekanan darah tinggi anda belum akan turun.

Semoga sukses berherbal ya..

Bahasa Singkatan dan Istilah Baru

Melihat banyaknya perkembangan kata dan ungkapan maupun istilah, hal ini bisa jadi akan mengancam jumlah ketebalan KBBI. Padahal kita tahu semua bahwa buku KBBI sudah cukup tebal sehingga bisa mengganti bantal kalau lagi dijemur.

Ini hanya sebuah ungkapan konyol untuk menunjukkan betapa cepat berkembangnya jumlah kata dan ungkapan di negara kita. Hal ini jelas dan sering direnungkan para pakar bahasa bahwa fenomena perubahan dan pertambahan jumlah kosakata dan ungkapan selalu akan mengalami progres seiring perkembangan zaman.

Kita tidak bisa pungkiri bahwa datangnya wabah Covid 19 ini memberikan pengaruh cukup besar terhadap progres penambahan kata-kata, dan ungkapan bahkan singkatan-singkatan baru di dunia persilatan lidah masyarakat. Terutama adalah para pengguna bahasa remaja hingga dewasa. Kata, bahasa dan ungkapan ini banyak kita temui terutama di medsos dan aplikasi chatting seperti whatsapp, telegram, chatting DM, chatting inbox dan lain-lain.

Munculnya fenomena tentang banyaknya kata-kata dan ungkapan baru terutama di saat Covid 19 ini adalah disebabkan karena keterbatasan kita berkomunikasi secara langsung, bertatap muka yang dibatasi karena takutnya wabah menular. Sehingga masyarakat banyak menggunakan media komunikasi chatting melalui medsos, aktif di medsos dengan menulis dan membaca, komunikasi melalui hp android maupun via laptop yang membuat kuantitas menulis meningkat. Menulis dalam hal ini adalah chatting dan berkomunikasi via medsos. Hp android yang memiliki layar terbatas mengakibatkan penggunanya sering melakukan kesalahan atau typo yang mengakibatkan penggunanya mengurangi gerakan jari di android dengan cara memakai istilah baru. Istilah atau kata-kata yang diperpendek.

Di bawah ini ada beberapa kata kata-kata dan ungkapan yang baru muncul di 2 tahun terakhir yang sering dipergunakan saat chatting dan bahkan saat berkomunikasi secara langsung.

1. b atau B adalah berasal dari kata atau singkatan dari biasa. b menunjukkan ungkapan sesuatu hal yang tidak bagus dan juga tidak jelek. Tidak enak dan juga enak. Biasanya disambung dengan kata aja atau saja. Sehingga ungkapannya adalah : b aja.

2. YGY adalah sebuah ungkapoan yaitu kependekan dari ya gak ya. Ini adalah ungkapan berbentuk argumen yang ingin memberikan keyakinan kepada yang diajak bicara bahwa pendapatnya adalah benar.

3. brb adalah sebuah ungkapan yang mulanya adalah bahasa Inggris yang berarti be right back, artinya saya akan kembali lagi. Ungkapan ini biasa digunakan saat chatting di medsos. Namun dengan seiringnya perkembangan penafsiran, ungkapan ini menjadi bergeser yaitu berarti baru bangun (tidur).

4. lol adalah singkatan dalam bahasa Inggris yang artinya Laugh of Loud yang artinya tertawa terbahak-bahak. Ungkapan ini sering dipergunakan dalam chatting di medos sebelum banyak tersedia emoticon dan sticker. Para chatter itu menggunakan istilah lol untuk menunjukkan ekspresi tertawa tersebut. Namun penggunaan lol menjadi bergeser lumayan jauh yaitu menjadi tolol. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya pemahaman tentang arti lol dan juga memendekkan tafsiran terhadap penggunaan ungkapan lol.

5. Sotak adalah singkatan dari dua kata sok tau yang artinya banyak yang dia ketahui tentang sesuatu padahal sebenarnya tidak begitu faktanya. Ini adalah contoh singkatan yang sering muncul dalam chatting di medsos.

6. POV adalah singkatan dari point of view. Seharusnya arti dari point of view adalah sudut pandang, perspektif atau pendapat. Namun penggunaannya di medsos chatting whatsapp artinya bergeser menjadi ketika.

7.  Istg adalah kependekan dari kata berbahasa Arab yaitu Astaghfirullah hal adzim.

8. Mager adalah kependekan dari dua kata males gerak.

9. Gabut berarti lagi tidak ada kerjaan, nganggur, bengong. Awalnya kata gabut berasal dari ungkapan 2 kata gak butuh. Namun sudah mengalami pergeseran.

10. Bucin adalah kependekan dari kata budak cinta.  Di sumber lain bucin juga disebut kependekan dari budak micin (msg). Bucin berarti ada 2 orang atau satu orang yang sedang mencintai atau saling mencitai satu sama lain sehingga kadang tidak bisa diganggu atau dinasehati.

11. Kemek adalah kependekan dari ke mekdi (ayam goreng Mc Donald).

12. YOLO adalah kependekan atau ungkapan Ya Allah. YOLO mengalami pergeseran fonetik.

13.  Slay atau seringkali dipopulerkan dengan sebutan slebew berarti membunuh. Kata ini dipergunakan sebagai ganti dari kata kill yang tidak dipergunakan lagi karena memiliki persepsi ke arah kengerian.

14. Spill adalah kata dalam bahasa Inggris yang saat ini sering dipergunakan untuk meminta orang mengungkapkan rahasia sesuatu benda. Dalam hal ini spill digunakan untuk mengungkapkan merk tertentu.

15. Jamet adalah kependekan dari kata jajal metal. Ini adalah ungkapam orang yang berlagak keren atau tampil keren menggunakan atribut musik metal.

16. Ngab adalah kebalikan dari kata bang yang sering dipergunakan dalam medsos untuk menunjukkan kedekatan atau bercanda. Penggunaan kata ngab adalah karena kata bang sudah mengalami pergeseran yang memiliki arti dan pemnakaian sedikit berbeda dengan bang.

17. Ghosting seharusnya adalah kata berbahasa Inggris. Namun penggunaan kata ghosting juga tidak ada hubungannya dengan hantu. Ghosting berarti hubungan asmara dimana seseorang ditinggalkan tanpa kejelasan.

18. Nego no Afgan adalah sebuah ungkapan yang digunakan di medsos yang dipergunakan saat bertransaksi dagang yaitu ditawar tapi jangan terlalu rendah taksirannya.

19. Hyung adalah bahasa Korea yang saat ini juga sudah mulai banyak dipergunakan di medos yang berarti panggilan untuk kakak laki-laki. Hyung hampir sama penggunaanya dengan oppa.

20. TBL adalah singkatan dari kata takut banget loh.

21. NBL adalah singkatan dari ngakak banget loh.

22. Ngebadut adalah julukan atau ungkapan kepada seseorang yang melakukan hal konyol. Bukan hal yang lucu.

Masihg banyak lagi kata dan istilah baru yang belum disebut disini. Dan yang jelas akan terus mengalami perkembangan seiring fenomena yang terjadi.

Tindakan Linguistik, Perorangan dan Tindakan Naluriah

Apakah kegunaan bahasa yang terdapat antara budaya orang Amerika, Australia, Ilongot, dan Wolof? petunjuknya terdapat dalam peribahasa sapaan Wolof  berikut: “Ketika dua orang menyapa satu sama lain, seorang merasa malu, seorang merasa bangga” (Irvine 1974: 175). Sehingga, tindakan lingustik berkaitan dengan sapaan Wolof pada lawan bicara tergantung tipe individunya dalam sebuah pertemuan; tentu saja, mempertimbangkan cara mengatur dapat dimanipulasi selama pertemuan melalui strategi verbal berupa sikap rendah hati dan meninggikan harga diri, perilaku berbahasa ini sudah ditentukan sebelumnya berdasarkan seperti apa orang tersebut. Pemahaman terhadap seperti apa orang tersebut sehubungan dengan lawan bicara lain yang diwujudkan dalam tindakan naluriah mereka. Secara luas mereka menilai kedudukan lebih tinggi, tindakan naluriahnya akan menjadikan cara bertindak yang tepat dalam perilaku gerak dan berbahasa; begitupula, ketika pada kedudukan rendah. Cara bertindak yang tepat diwujudkan dalam tindakan naluriah melalui ritual sebelumnya yang tak terhitung jumlahnya, sejarah hidup penggabungan struktur sosial individu, yang mana ia memiliki kedudukan baik lebih tinggi atau lebih rendah. Jadi perilaku yang telah diperintah itu ditanamkan dalam tindakan naluriah, yang mana secara bergantian sehingga yang terhitung jumlahnya yang mana secara bergantian mereproduksi itu. Penting diperhatikan bahwa rumusan ini tak bersifat pasti, tindakan naluriah organisme merupakan sebuah hasil sejarah structural coupling, tetapi dengan susah payah, structural coupling merupakan hubungan antara organisme dan lingkungannya, termasuk juga organisme lainnya. Karena besarnya keliatan sistem saraf manusia, organisme mungkin akan bereaksi sesuai rangsangan lingkungan sekitar dalam jumlah yang tak bisa diperkirakan, inilah yang kita akui sebagai kehendak bebas dan strateginya bisa diterapkan dalam ritual sapaan Wolof seperti bentuk perilaku orang lainnya. Tindakan naluriah yang telah diwujudkan tersebut, jika anda sependapat, semakin diam-diam diketahui seseorang (untuk pembahasan lebih jauh dari kehendak bebas, perwakilan atau cline kesadaran tindakan sosial dari sadar sepenuhnya dan tidak sadar, lihat Giddens (1984).

Lebih lanjut, karena kemampuan unik untuk memonitor dan akhirnya terefleksi pada tindakan seseorang dalam gambaran yang tersedia melalui bahasa, manusia mampu membangun gambaran atau penjelasan lebih jauh dalam tindakan ini, yang mana umumnya melekat pada ideologi lokal. Dalam konteks sekarang ini, pernyataan bahwa rencana tindakan linguistik dalam sebuah budaya, terwujud dalam tindakan naluriah para penganut budaya, yang mana ideologi lokal kepribadian keduanya bersifat indikatif dan konstitutif–apakah yang disebut orang dan orang tersebut bisa jadi seperti apa? Jadi, perbedaan kegunaan bahasa yang telah kita temukan dalam pemahaman Amerika, Hongot, Wolof, semuanya merupakan ideologi kepribadian yang bersifat simbolik. Melalui kegunaan linguistik yang kompeten dalam jangkauan konteks, pembicara hadir untuk memainkan peranan kepercayaan lokal, dan dalam pelaksanaannya, tindakan lingusitik bersifat penting dan pokok (Bordieu 1977, 1990; Giddens 1979, 1984). Jadi, perbedaan dalam tindakan berbahasa antara lawan bicara dalam sapaan Wolof ditemukan tidak secara benar-benar menandakan ketidaksetaraan sosial relatif antara orang, dalam tiap ideologi lokal, tapi dengan menyertakan tindakan berbahasa yang tersedia, contohnya, self-lowering dan meningkatkan diri, lawan bicara sebenarnya menciptakan istilah diluar dari ideologi lokal yang mana bisa membangun (ini terletak diawal konsep Giddens (1979, 1984 )pemikiran dari struktur dualisme, konsep strukturasinya, yang mana struktur saling ketergantungan –dalam hal ini, ketidaksamaan dan institusi yang mewujudkan hal tersebut–dan agensi).

Bahasa Orang Ilongot

Bahasa dan perselisihan antar orang Ilongot Filipina

Masyarakat Ilongot Filipina juga memiliki ciri tradisional perselisihan sosial dalam diskusi publik. Budaya Ilongot adalah budaya yang berseberangan, mereka menegaskan bahwa lingkungan yang sebenarnya sangat berpegaruh terhadap kita semua. Hal ini sangat tidak sesuai dengan apa yang menjadi pendapat mereka. Tertulis bahwa terdapat perbedaan struktur bahasa secara tidak langsung mengontrol masalah budaya di ruang sidang, lalu bagaimana perselisihannya?

Pada dasarnya dalam linguistik, pengadilan Ilongot sama spesifiknya dalam perselisihan para orator yang disebut qombaqon, pembicaraan yang berbelit-belit. Orang Ilongot dewasa tidak dapat berkonsentrasi atau harus dimaklumi dengan model berbicara berbelit-belit tersebut, mereka boleh pamit kepada seorang lelaki untuk bersembunyi dibelakang kata ; kesenian berorasi yang menemukan persetujuan diantara kedua belah pihak. Kedua tema ini sangat berbeda dengan reduplikasi misalnya ketika dia menikah. Tipikal Ilongot yang mendetail terletak pada fakta individu, peserta boleh membandingkan sebagai tindakan“tounge” atau “voice”atas seseorang, seseorang yang mana berposisi mereka tidak setuju dengan pemahaman budaya atau kontak sosial pada istilah responsibilitas seseorang yang terdapat pada ketidaksetujuan legal praktik , termasuk ruang sidang untuk evaluasi dengan istilah istilah general publik untuk speaking yang mana telah memiliki fungsi tersendiri. Diantaranya ( Rosaldo 1973:210 – 18) ( lihat juga Irvine (1979 ) dalam diskusi yang bersifat formal, yang mana individualitas ditambah ciri orasi orang Ilongot di ruang sidang. Postur orator yang juga menjalin kontak mata terlihat sangat lihai dengan gesturnya yang terkontrol. Nama orangnya ; mereka tertarik lebih kepaada keadaan sosial. Mereka mempercayai perihal keadaan sosial. Perbedaan konflik yang ada di label lokal asli dan ( sikin qinamayad: “you of the descents category rumyad”) ketika persetujuan dan resolusi terdapat istilah bermakna (sikin gamak: “you are my father”)penggunaan kedua label ini jelaslah sangat terang artinya dengan perselisihan masyarakat sekitar wilayah tentang kebudayaan dalam berasumsi dan berpolitik baik itu berada dalam ruang sidang ataupun tidak. Dengan begitu maka kita akan bisa membagi waktu antara berbicara di depan umum atau perorangan dengan menginterpretasikan hasil kerja kita. 

Dan hingga pada akhirnya beberapa sifat pidato anggota yang berorasi menggambarkan tentang bagaimana berorasi yang baik dan benar menurut beberapa pakar. Seperti kata “qomuna” atau bahkan bisa saja “legem” dan menurut grammatikal itu sudah merupakan bagian darinya. Berbicara tentang metafor didalam ilmu lingustik memang sangatlah tidak gampang, namun tetap mengasyikkan dan penuh semangat, seperti apa yang dikatakan Rosaldo.

Qa ngen nu ma dwewta salaqumagume bands … “even if you took handle of the truly piled up treasure” ( misalnya jika anda mendapatkan kesibukan maka gunakanlah jasa ini).

Pada intinya bahaasa bukanlah sesuatu yang diambil gampangnya saja lebih dari itu bahasa merupakan suatu kebutuhan yang ada ditengah tengah kita selama ini. Da itu tentunya menjadi kebutuhan pokok yang harus kita penuhi adanya. Perbedaan kedua konvensi antara dua kontak sosial tertentu akan menimbulkan beberapa perbedaan yang direfleksikan lewat ide. 

Sapaan / salam : Australo – Gaya orang Amerika dan Afrika             Untuk kedua contoh kebudayaan yang didefinisikan dalam konvensi untuk berbicara pada kejadian sosial, saya ingin mengamati situasi sapaan / salam. Salam atau sapaan digunakan untuk peduli terhadap kontak sosial dengan lawan bicara ; seperti keberagaman  rutinitas yang digunakan untuk menunjukkan ritual ini bisa diambi kesimpulan nantinya dengan kebudayaan yang berbeda, pemahaman terhadap posisi sosial banyak diberi interlokusi. Sapaan / salam di Australia dan Amerika digunakan untuk menciptakan impresi, namun tidak sesungguhnya, dari kualitas sosial diantara intelokutor sebagai keuntungan profesi ideologi sosial struktur pada budaya ini. Informasi menunjukkan menunjukkan pada sapaan ini sering dilengkapi disamping poin itu, dengan memfokuskan antara kontak sosial dan lawan bicara dan klaim kualitas keprofesian.

Mawas Diri Dari Penyakit Hati

Hati adalah cermin diri. Jika hati kita kotor, akhlak dan perilaku kita pun akan lebih kuat ke arah yang maksiat. Untuk itu, mari kita kenali penyakit-penyakit hati dan cara mengobatinya. Bila seseorang mengidap penyakit hati, maka dampaknya sungguh-sungguh sangat dahsyat. Ia tidak hanya tak mampu merasakan ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan dalam hidupnya, tapi penyakit hati itu secara perlahan akan menggerogoti fisiknya hingga membuatnya didera berbagai penyakit. Tentu saja penyakit hati sangat banyak ragamnya, mulai dari iri hati, dengki, hasut, fitnah, buruk sangka, dan khianat.
Iri hati adalah suatu sifat yang tidak senang akan rezeki dan nikmat yang didapat oleh orang lain dan cenderung berusaha untuk menyainginya. Iri hati yang diperbolehkan dalam ajaran Islam adalah iri dalam hal berbuat kebajikan seperti iri untuk menjadi pintar agar dapat menyebarkan ilmunya di kemudian hari dan semacamnya.
Dengki adalah sikap tidak senang melihat orang lain bahagia dan berusaha untuk menghilangkan nikmat tersebut. Sifat ini sangat berbahaya karena tidak ada orang yang suka dengan orang yang memiliki sifat seperti ini. Begitupun hasud, merupakan suatu sifat yang ingin selalu berusaha mempengaruhi orang lain agar amarah/marag orang tersebut meluap dengan tujuan agar dapat memecah belah persatuan dan tali persaudaraan agar timbul permusuhan dan kebencian antar sesama.
Apalagi fitnah, yakni menjelek-jelekkan, menodai, merusak, menipu, membohongi seseorang agar menimbulkan permusuhan sehingga dapat berkembang menjadi tindak kriminal pada orang lain tanpa bukti yang kuat.
Belum lagi buruk sangka. Buruk sangka berarti sifat yang curiga atau menyangka orang lain berbuat buruk tanpa disertai bukti yang jelas. Sedangkan khianat merupakan sikap tidak bertanggung jawab atau mangkir atas amanat atau kepercayaan yang telah dilimpahkan kepadanya. Khianat biasanya disertai bohong dengan mengobral janji. Khianat adalah ciri-ciri orang munafik. Nauzubillah.
Lalu, solusinya apa? Setidaknya ada dua hal, yakni ikhlas dan tawakkal. Ikhlas adalah salah satu amal hati dan berada pada bagian pertama dari rangkaian seluruh amal-amal hati. Kesempurnaan sebuah amal, diterima atau ditolaknya bergantung pada amal hati ini, ikhlas atau tidak.
Berikutnya tawakkal. Kita harus yakin bahwa tak ada sesuatu pun yang menimpa kita di dunia ini, besar atau kecil. kecuali bahwa Allah telah menetapkannya sebelum kita lahir. Maka setelah kita berikhtiar dan berusaha secara maksimal, akhir dari itu adalah kepasrahan diri dan tawakkal atas apa yang ditakdirkan Allah. Insya Allah dengan tawakkal, kita bisa ikhlas dan rida menerima segala hal. Allah berfirman, Katakanlah Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialan Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal (QS At Taubah: 51).
Solusi selanjutnya adalah berzikir dan istigfar. Zikir adalah amalan yang diperintahkan Allah SWT kepada kita. Karena dengan zikir ini kita dapat menghadirkan Allah dalam diri kita, kapan pun dan di mana pun kita berada. Ketika muroqobah (pengawasan) Allah melekat dalam diri kita, maka selalu ada usaha agar berbagai aktivitas yang dilakukan senantiasa berada dalam bingkai syariat dan sunah Rasul-Nya.
Kita juga tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan, sehingga lantunan istigfar harus diperbanyak. Bahkan, Rasulullah Saw beristigfar 100 kali setiap hari, padahal beliau telah dijamin masuk surga. Maka kita yang tidak mendapatkan jaminan tersebut selayaknya lebih banyak dari jumlah istigfar Rasulullah Saw. Allah SWT berfirman:
 رَبَّنَا اغْفِرْ لَـنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَاۤ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحيم
Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 10)