Ribet Sarungan

Make sarung Bugis? Wah belum pernah. Baru kali ini nyobain dengan segala macam rasa dan upaya. Tapi akhirnya berangkat juga aku ke lokasi preliminary cultural night yang diadakan IKAMI Malang. Mereka bilang akan ada cultural dances. Wah kalau denger-denger dance aku langsung bergejolak. Pengen lihat maksudnya. Aku selalu antusias kalau disuruh menyaksikan tari-tari adat SULSEL.

Etapi kalau kostumnya nggak mendukung ya nggak asik dong. Itulah kemudian kubongkar almariku, masih inget aku punya satu koleksi baju bodo yang belum pernah sama sekali kupakai. Lucu juga bikin baju bodo tapi nggak tau akan dipakai kapan. Aku hanya berharap aja, siapa tau terpakai. E-bener ternyata baju bodo itu sudah kurencanakan akan kupakai di kegiatan IKAMI Malang nanti. Malam tlah tiba, dah pasti hari semakin dingin. Ini Malang bro, dan aku lupa bahwa malam itu dingin sekali.

Cepat kupakai sarung yang kubeli di Sidrap bulan Oktober lalu. Ini berhubung sudah malam, aku belum sempat browsing-brosing tutorial gimana pakai sarung Bugis. Koq tutorial youtube yang ada cuma hijab mulu. Beghh.. Aku berusaha make sarung ini dengan segala cara sampai keringetan gobyoss. Kipas angin dah kustel nomor 3 tapi masih aja gobyos. Mbuh nggak tau goobyos itu apa bahasa Indonesianya. Tapi yang jelas belum berangkat ke Asrama Hasanuddin aku sudah berpeluh-peluh gara-gara ini sarung. Pengen jadi orang Sulawesi koq susah amat yak. Ini belum berangkat ke kondangan dah kayak gini. Kulihat prof. Andi Ima Kesuma nggak gini-gini amat. Penampilan baju bodo beliau selalu sangat bersahaja.

Ya maklum lah, belum pernah. Tapi akhirnya jadi juga dengan teknik mbulet-mbulet trampil. Berangkat lah kukesana. Ini kedodoran atau tidak aku nggak paham. Yang panting dah kupake dan nggak ketinggalan jaket hijauku dari almamater Humaniora sudah pasti tak ketinggalan. Setelah kustar motor melajulah aku menuju asrama Hasanuddin. Sesampai di belakang kampus UIN yang masih ada beberapa petak sawah koq jadi terasa agak semriwing gitu ya. Alias dingin menggigit. Aku nggak sadar kenapa.. Baru kutau dan baru nyadar aku nggak pakai rok dalam.. Jadi cuma sarungan aja nih!

Pantesan dinginnya, nusuk!

Aku nggak lihat temen-temen cewek IKAMI itu biasanya pake rok, celana panjang atau legging. Nah aku?

Aku lupa.. hahahay

Nah waktu dah duduk dengan temenku, baru kenal disana sebenarnya, Daeng Muhammad Nur namanya.. Wah jadi agak salah duduk dan salah tingkah gara-gara ni sarung. Agak gengsi juga karena tadinya sombong-sombong bilang beli sarung Bugis di Sidrap. Eh ternyata jangankan duduk, naik motor aja kedinginan.. Weleh-weleh :D

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *