Menulis Adalah Terapi

Menulis Adalah Terapi

Teringat akan instruksi atasan saya, rektor Universitas Islam Negeri Malang memacu saya untuk selalu menulis. Entah tadinya saya anggap ungkapan beliau hanyalah suatu himbauan kosong, namun saat ini bahkan menjadi stigma positif bagi diri saya khususnya. Terinspirasi dengan cara-cara beliau menerjemahkan ide ke dalam sebuah artikel, sayapun berusaha mengikuti cara-cara ini  bahwa apa yang kita lihat dan kita rasakan juga pengalaman-pengalaman adalah inspirasi terbaik untuk mengekspresikan diri ke dalam tulisan.

Dulu banyak tulisan-tulisan yang ingin saya masukkan ke berbagai media. Sebelum ada wadah blog seperti sekarang ini kita harus rela mengantri dan bahkan tidak diterima oleh media karena harus berkompetisi dengan tulisan-tulisan lain. Dulu hanya media cetak yang bisa menampung tulisan-tulisan kita. Namun sekarang saat booming dunia netter dan blogger, para penulis semakin menggeliat dan menunjukkan eksistensinya.

Begitu pula dengan saya yang juga disibukkan dengan kegiatan akademis, dan juga mengembangkan hobi sebagai blogger. Tulisan-tulisan saya yang sempat mengendap di flashdisk dan laptop saat ini sudah saya coba untuk share di website pribadi.

Sebagai seorang ibu seringkali justru disibukkan dengan urusan domestik. Dari sejak pagi setelah sholat shubuh mempersiapkan keperluan anak sekolah, sarapan dan seragam mereka sampai berangkat. Waktu luang hanya saat mereka sudah selesai mengerjakan PR. Itupun kadang kita  sudah lelah. Malam menjelang tidurlah saat yang paling cocok untuk menulis. Teringat pesan atasan saya, rektor UIN Malang untuk selalu menulis kapanpun itu. Beliau selalu menyempatkan diri disaat pagi agar menulis minimal 2-3 tulisan dan menguploadnya ke dalam website. Sehingga dalam satu tahun bisa terkumpul kurang lebih 300 tulisan. Sungguh suatu prestasi yang luar biasa dan patut ditiru.

Sharing pengalaman dengan memanfaatkan blog dengan tema berbeda saat ini adalah salah satu bagian dari aktifitas blogging saya. Ada 5 blog yang saya kelola berdasarkan tema yang berbeda. Misalnya salah satu blog saya adalah tentang trik dan tips sehat mempersiapkan hidangan sehat untuk keluarga. Saya yakin semua wanita Indonesia memiliki resep-resep favorit keluarga sehingga saya hadirkan dalam blog keluarga Apel Batu saya adalah tips dan triks mempersiapkan hidangan terbaik untuk keluarga. Begitu pula dengan website pribadi saya Lingua Franca yang mencerminkan keingintahuan saya terhadap budaya Indonesia populer.

Kata Bugis atau Makassar seolah-olah seperti energi yang diberikan oleh Tuhan kepada saya untuk menulis. Ada puisi, ada budaya, ada pula sejarah. Kedekatan saya terhadap mahasiswa dan teman-teman asal SULSEL ini cukup menjadi inspirasi bagi saya untuk menulis. Sehingga ada puluhan tulisan di website pribadi saya diantara 120 yang ada, yaitu tulisan-tulisan mengenai interaksi saya dengan mereka. Tulisan saya lainnya adalah mengenai informasi dan laporan pandangan mata tentang kota Malang, kota dimana saya tinggal. Kota ini benar-benar tak habis-habis memberikan inspirasi untuk menulis. Terutama karena banyaknya candi-candi dan situs yang tersebar di bermacam tempat.

Beberapa lomba blog yang saya ikuti ternyata menjadi cambuk kepada saya untuk tetap menulis dan mencurahkan inspirasi yang telah didapat. Ada tulisan saya yang mengkritik salah satu lomba blog dimana pemenangnya adalah orang-orang yang sama. Seperti ada unsur nepotisme disana. Walhasil tulisan ini menyebabkan derasnya virus hacker dan spamer yang datang bertubi2 ke dalam website saya. Meskipun sempat sedikit kelabakan dan down karena saya yang tidak begitu paham dengan spamer dan hacker maka ini adalah bahan bagi tulisan saya selanjutnya. Belum lagi puluhan email yang ditujukan kepada saya yang mengecam tidak menyurutkan keinginan saya untuk menulis. Artinya dengan menuliskan sebuah akibat dari sebab yang ada, maka tulisan yang baru adalah sebagai terapi. Setelah mengklik publish di dashbor, hati terasa lega dan ringan.

Maka apa yang bunda simpan di dalam hati, di dalam otak, tuangkanlah dalam bentuk tulisan. Dan tulisan adalah sebagai ajang untuk mengekspresikan diri, menuangkan inspirasi dalam bentuk tertulis seperti artikel dan karya seni misalnya puisi, prosa dan novel. Kesemuanya itu begitu melegakan setelah tulisan tersebut dibaca oleh netter. Maka sebenarnya, menulis adalah terapi.

Semangat bunda.. 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *