Thailand Taste

Thailand Taste

Banyak produk-produk agraria berasal dari Thailand. Seolah hanya Thailand yang memiliki dan mengaku bahwa itu adalah hasil asli dari Thailand. Seperti contoh : papaya, beras dll. Kalau dirunut dari sejarah, negeri ini sudah sangat kawak kalau hanya bicara tentang hasi bumi. Negeri ini sudah sangat mampu menghasilkan produk-produk sawah dan hutan. Hingga kemudian apabila ada istilah papaya Thailand, apa disini dulu belum ada pepaya? Mungkin anda masih ingat sebuah janji fenomenal seorang patih Gajah Mada, Sumpah Palapa. Palapa adalah kelapa. Dan hampir semua masakan di Indonesia mempergunakan santan kelapa sebagai bahan dasarnya. Belum lagi yang mempergunakan kelapa parut untuk kue-kue tertentu. Dan juga kelapa muda yang begitu segar yang disukai oleh semua orang mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan air kelapanya dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Kebiasaan-kebiasaan ini ada sejak jaman Majapahit Berjaya, sejak patih Gajah Mada masih bujang. Lalu bagaimana mungkin Indonesia kemudian memiliki krisis nama berbagai produk yang diklaim menjadi produk khas Negara Thailand misalnya.

Mungkin anda tau, kemangi yang di Malaysia disebut sebagai rumput liar Thailand. Padahal kalau boleh saya katakan, kemangi sangat tidak liar. Kemangi memang kadang tumbuh liar karena biji-bijinya yang mudah kering dan ringan diterbangkan angin. Biji ini yang disebut selasih dalam bahasa Malaysia. Entah mana yang memberi nama duluan, tapi nampaknya di Indonesia pun begitu dinamakan, selasih. Namun kemangi disini, sama sekali bukan rumput liar. Di berbagai kegiatan kuliner di restaurant Barat, mereka pun menyebutnya rumput liar Thailand atau Thailand Basil. Hingga akhirnya kemudian sayapun terpengaruh, mempercayainya sebagai serumpun tanaman yang berasal dari Thailand. Hal ini karena saya belum bisa mengetahui benarkah basil itu kemangi. Dari bentuknya sebenarnya saya lihat tidak begitu mirip. Basil lebih tebal dan kaku, sedang kemangi tipis dan lemas. Saat para koki barat mengatakan bayam pun, saya melihat perbedaan. Apakah ini bayam atau bukan. Sehingga mungkin saya perlu melihat sendiri dan menggigit bagaimana sebenarnya basil Thailand itu.

Kuliner Malaysia dan Singapura yang mempergunakan beras sebagai bahan utamanya, juga mengklaim beras Thailand sebagai beras yang bagus untuk dikonsumsi. Meskipun kemudian ada beras basmati India yang dipergunakan khusus untuk masakan India dengan bahan beras seperti nasi kuning. Beras Thailand yang sering disebut-sebut dalam berbagai hidangan khas Singapura dan Malaysia ini dipergunakan pada masakan bertajuk nasi lemak, nasi goring dll. Mereka mengatakan beras Thailand sangat bagus untuk jenis masakan ini. Sebenarnya kalau ditilik, saya melihat beras-beras tersebut ada di Indonesia. Beras dengan bentuk kecil panjang, bulat, sedang panjangnya dan tanggung besarnya, pipih, beras merah, hitam dan ketan dll, jangan heran semua itu ada di Indonesia tanpa terkecuali. Saya belum paham kemudian kuliner dua Negara ini lebih mengidolakan beras Thailand yang semua itu ada di Indonesia. Bisa jadi karena mungkin mereka mengimpor beras itu hanya dari Thailand, dan tidak berusaha untuk mencari yang pada Negara agraria yang lebih besar seperti Indonesia. Pada suatu ketika seorang chef dengan bangga mengatakan bahwa beras ini ditanam di gunung di Thailand. Hal ini jadi pertanyaan bagi saya, memang kalau ditanam di sawah di dataran beda dengan di gunung? Bukannya varitas gabah yang akan membedakan beras tersebut?

Namun demikian di Thailand juga sama dengan di Indonesia, mereka benar-benar memanfaatkan ke semua jenis beras itu di semua masakan khas Thailand. Seperti misalnya tape. Tape Thailand sama dengan tape Indonesia yaitu mempergunakan beras ketan yang difermentasikan dengan ragi tape. Mereka pun lalu mengkonsumsinya dengan jadah ketan putih apabila mereka membuat tape dari beras ketan hitam. Inipun sebetulnya mirip dengan sebuah penganan dari jawa yaitu jadah tape ketan hitam. Bentuknya mirip burger, yaitu jadah yang diiris kemudian di atasnya diberi tape ketan hitam kemudian ditutup lagi dengan irisan jadah yang lain.

Sup Tom Yam Kung yang sangat terkenal dari Thailand itu ada beberapa macam versi, salah satunya adalah sup ikan dengan kuah asam yang ditaburi dengan daun kemangi atau yang mereka sebut dengan rumput liar atau basil. Sebenarnya masakan ini juga banyak didapati di berbagai penjuru negeri Indonesia. Sup ikan yang dibubuhi kemangi itu bisa kita dapati di Sulawesi, Maluku, Papua dll. Artinya sup yang dimasak seperti Tom Yam Kung ini adalah masakan asli Indonesia dengan bahan dasar ikan dan daun kemangi. Sup yang segar dan lumayan lezat ini adalah hidangan pendamping sagu papeda bagi saudara-saudara kita di Maluku.

Lalu kemudian akan kemana arah kuliner Malaysia dan Singapura? Bagaimanapun tidak bisa dipungkiri bahwa kuliner Thailand sangat mendominasi kuliner di dua Negara ini. Meskipun juga hidangan melayu dan china teochew juga sangat mewarnai masakan-masakan Melayu Singapura dan Malaysia. Mungkin anda tidak tau bahwa kangkung yang digemari masyarakat Singapura itu diekspor dari Batam. Singapura jelas sudah tidak banyak memiliki lahan tanam, hingga kangkungpun harus diimpor dari Batam Indonesia. Orang Singapura suka kangkung dan mengolahnya menjadi tumis kangkung, sama persis seperti di Indonesia. Namun masih terlihat jelas bagaimana orang Singapura mengolah hidangan tumis kangkung yang asli yaitu masih mempergunakan bumbu terasi dan laos, disamping bawang dan cabe. Disamping itu penggunaan udang yang dicampurkan di dalam tumis kangkung yang membuat tumisan ini menjadi lebih lezat. Di Indonesia mungkin sudah mengalami perubahan yang berarti, hal ini disebabkan karena harga udang yang cukup mahal mengakibatkan tumis kangkung bagi masyarakat Indonesia adalah cukup dengan bawang dan cabe saja. Itu sudah cukup. Udang biasanya disendirikan sebagai lauk hewani. Misal dengan digoreng tepung atau dimasak mentega.

Salam kuliner.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *