Bagaimana Nasib si Asib

Gatsby

Sebuah kendaraan bertype sedan dengan cat warna kuning menyala melintas di jalan dan mondar-mandir saat itu. Ini bukan rekayasa adegan lalu lintas ya. Sedan berwarna kuning ini dikendarai oleh seorang veteran perang bernama Gatsby. Gatsby duduk di dalam sedan miliknya dengan jok mobil berwarna hijau dan sangat terlihat kontras melalu kaca jendela sedan tersebut.

Adegan ini ada di dalam novel yang sangat terkenal berjudul The Great Gatsby. Belakangan novel berprestasi nobel ini difilmkan dengan judul yang sama The Great Gatsby yang diperankan oleh Leonardo de Caprio. Kiranya memang sebagai penonton saya tidak bisa berharap lebih saat menonton novel yang difilmkan. Pembaca novel The Great Gatsby mungkin merasakan sedikit kekecewaan saat harapan tidak menjadi kenyataan. Banyak adegan di dalam novel tersebut yang tidak ditampilkan lengkap dan sempurna.

Maklumlah netizen budiman memang bisa lebih anarkis bila melihat filma tidak sesuai dengan yang tertulis di dalam novel.

Sama persis dengan novel berjudul Ayat-ayat Cinta. Ribuan pembaca saya yakin berharap penuh dengan film yang setting lokasi filmnya berada di India. Dan tidak di Mesir. Sehingga feel tidak dirasakan saat melihat adegan-adegan Ayat-ayat cinta di dalam filmnya. Netizen mungkin tidak tau bahwa ternyata untuk mendapatkan ijin shooting film Ayat-ayat cinta di Mesir cukup sulit hingga produser memutuskan untuk shooting film Ayat-ayat Cinta di India.

Ngomongin orang-orang India, dalam beberapa hari terakhir muncul kejadian unik di dunia nyata, dunianya netizen budiman. Yaitu seorang warga negara India yang datang ke Indonesia untuk melamar gadis pujaannya yaitu seorang dara Wajo, Sulawesi Selatan. Nyatanya setiba Bandara Sultan Hasanuddin Sulsel, seketika itu pula no hp pria yang bernama Asib Ali ini diblokir oleh kekasihnya yang bernama Nisa. Ali bingung dong, secara dia tidak bisa berbahasa Indonesia. Dan sepertinya memang si perempuan ini sekedar ingin memanfaatkan Ali dengan sedikit tipuan-tipuan kecil. Walhasil Ali sering mengirimkan uang ke rekening Nisa yang naasnya tidak diakui oleh Nisa dan keluargnya. Selama ini dia berkomunikasi dengan Nisa hanya menggunakan aplikasi google translate.

Bedanya dengan Gatsby, dia pulang kampung dan segera menemui kekasihnya. Namun sang kekasih sudah menikah duluan hingga menimbulkan kekecewaan yang cukup dalam. Itulah mengapa Gatsby segera membeli mobil sedan berwarna kuning, berjok hijau agar bisa mondar mandir di depan rumah Daisy (pacar si Gatsby). Tapi apalah daya, Daisy kekasih Gatsby ini sudah menikah. Dan Gatsby hanya bisa caper-caper di depan rumah Daisy.

Nah si Ali cowok India ini justru kehadirannya ditolak mentah-mentah oleh orang tua Nisa. Orang Wajo yang notabene adalah orang Bugis asli, orang Bugis yang menjunjung tinggi adat istiadat beralasan bahwa kedatangan Asib Ali ke rumah Nisa di Wajo adalah suatu kesalahan. Bagi orang Bugis menikah itu melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah. Dimulai dengan melamar yang sangat prosedural dan bersyarat lumayan hingga duduk di pelaminan sebagai pengantin adat Bugis. Biaya perhelatan pengantin adat Bugis ini lumayan besar meski bisa dinego.  Hal itu yang menjadi persoalan mengapa orang tua Nisa tidak menerima Ali walaupun hanya sekedar bertamu lebih dahulu.

#thegreatgatsby

#gatsby

#asibali

#nobelnovel

#nobel

#bugis

#bugiswajo

#uangpanaik

Pain and Pleasure dalam Etika Teleologi

teleologis

Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Etika teleologi mengukur baik dan buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.

Dalam istilah teleologis manusia itu bertindak dalam dua hal. Pertama mendekati kenikmatan atau pleasure atau menjauhi kesengsaraan atau pain. Jadi apapun ideologinya, apapun madzhabnya, apapun agamanya, bahkan tak beragama sekalipun itu bergerak karena dua hal tersebut. Pain and Pleasure. Hanya saja apa yang membuat nikmat atau apa yang membuat sengsara itu berbeda wujudnya.

Bagi sebagian orang belajar itu kenikmatan, bagi sebagian lain melelahkan karena ada banyak tugas disitu. Bagi agamawan ibadah itu adalah sebuah kenikmatan, seperti ibadah puasa misalnya. Tapi bagi atheis puasa itu adalah kesengsaraan karena tak boleh makan tak boleh minum dan yang lain-lain.

Meskipun manusia bertindak karena pain and pleasure tetapi wujudnya berbeda pada setiap subjektif pada setiap orang.

Sisi negatif dari teleologi ini adalah etika ini akan mampu menarik seseorang ke dalam tindakan yang dapat menghalalkan segala cara demi sebuah tujuan.

#teleologis

#teleologi

#filsafat

#philosophy

#pleasure

 

Sejarah Linguistik Modern

Bidang linguistik modern berasal dari awal abad ke-19. Sementara India kuno dan Yunani memiliki tradisi tata bahasa yang luar biasa, sepanjang sebagian besar linguistik sejarah telah menjadi bidang filsafat, retorika, dan analisis sastra untuk mencoba mencari tahu bagaimana bahasa manusia itu bekerja. Namun pada tahun 1786, sebuah penemuan yang menakjubkan dibuat yaitu ada korespondensi suara yang teratur di antara banyak bahasa yang dipergunakan di Eropa, India, dan Persia. Misalnya, bunyi ‘f’ dalam bahasa Inggris sering dikaitkan dengan bunyi ‘p’, antara lain dalam bahasa Latin dan Sanskerta, bahasa kuno memang penting di India

Para sarjana menyadari bahwa korespondensi ini ditemukan dalam ribuan kata tidak mungkin terjadi karena kebetulan atau pengaruh timbal balik. Satu-satunya kesimpulan yang dapat dipercaya adalah bahwa bahasa-bahasa ini terkait satu sama lain karena berasal dari nenek moyang yang sama. Sebagian besar linguistik abad ke-19 dikhususkan untuk mempelajari sifat bahasa induk ini, yang diucapkan sekitar 6.000 tahun yang lalu, serta perubahan di mana ‘Proto-Indo-Eropa’, seperti yang kita sebut sekarang, berkembang menjadi bahasa Inggris, Rusia, Hindi, dan keturunan modern lainnya.

Program linguistik sejarah ini berlanjut hingga hari ini. Ahli bahasa telah berhasil mengelompokkan sekitar 5.000 bahasa di dunia ke dalam sejumlah rumpun bahasa yang memiliki nenek moyang yang sama.

Studi Struktur Bahasa

Pada awal abad ke-20, perhatian beralih pada fakta bahwa tidak hanya bahasa yang berubah, tetapi juga struktur bahasa, yang sistematis dan diatur oleh aturan dan prinsip yang teratur. Perhatian para ahli bahasa dunia semakin beralih ke studi tentang tata bahasa—dalam pengertian teknis dari istilah organisasi sistem bunyi suatu bahasa dan struktur internal kata-kata dan kalimatnya. Pada tahun 1920-an, program ‘linguistik struktural’, yang sebagian besar diilhami oleh gagasan ahli bahasa Swiss Ferdinand de Saussure, mengembangkan metode analisis gramatikal yang canggih. Periode ini juga menyaksikan studi ilmiah intensif tentang bahasa yang belum pernah ditulis. Saat itu sudah menjadi hal yang biasa, misalnya, bagi seorang ahli bahasa Amerika menghabiskan beberapa tahun untuk mempelajari seluk-beluk tata bahasa Chippewa, Ojibwa, Apache, Mohawk, atau beberapa bahasa asli Amerika Utara lainnya.

Setengah abad terakhir telah melihat pendalaman pemahaman tentang aturan dan prinsip ini dan tumbuhnya keyakinan yang tersebar luas bahwa meskipun tampak beragam, semua bahasa di dunia pada dasarnya dipotong dari kain yang sama. Ketika analisis gramatikal menjadi lebih dalam, kami telah menemukan kesamaan yang lebih mendasar di antara bahasa-bahasa di dunia. Program yang diprakarsai oleh ahli bahasa Noam Chomsky pada tahun 1957 melihat fakta ini sebagai konsekuensi dari otak manusia yang ‘dipersiapkan’ untuk sifat tata bahasa tertentu, sehingga secara drastis membatasi jumlah bahasa manusia yang mungkin. Klaim program ini telah menjadi dasar bagi banyak penelitian linguistik baru-baru ini, dan telah menjadi salah satu pusat kontroversi terpenting di lapangan. Buku dan artikel jurnal secara rutin menghadirkan bukti yang mendukung atau menentang gagasan bahwa sifat utama bahasa adalah bawaan.

Studi Makna

Ada juga tradisi panjang dalam mempelajari apa artinya mengatakan bahwa sebuah kata atau kalimat ‘berarti’ hal tertentu dan bagaimana makna tersebut disampaikan saat kita berkomunikasi satu sama lain. Dua gagasan populer tentang apa makna kembali ke Yunani kuno: Salah satunya adalah bahwa makna adalah semacam representasi mental; yang lain adalah bahwa arti dari suatu ungkapan adalah murni fungsi dari bagaimana ungkapan itu digunakan. Kedua gagasan tersebut telah meluncurkan program penelitian yang aktif saat ini. Mereka telah bergabung dengan pendekatan ketiga, membangun pekerjaan oleh para filsuf seperti Gottlob Frege dan Bertrand Russell, yang menerapkan metode formal yang berasal dari logika dan upaya untuk menyamakan makna ekspresi dengan referensi dan kondisi di mana itu mungkin dinilai. menjadi benar atau salah. Ahli bahasa lain telah melihat prinsip-prinsip kognitif yang mendasari pengorganisasian makna, termasuk proses metafora dasar yang diklaim oleh beberapa orang sebagai inti tata bahasa. Dan yang lain lagi telah meneliti cara kalimat diikat menjadi satu untuk membentuk wacana yang koheren.

Penggunaan Bahasa: Sisi Sosial Bahasa

Dalam 50 tahun terakhir, telah terjadi peningkatan perhatian pada sisi sosial bahasa dan juga sisi mental. Subbidang sosiolinguistik telah berkembang sebagian sebagai konsekuensi dari gerakan sosial pasca Perang Dunia II. Gerakan pembebasan nasional yang aktif di negara-negara dunia ketiga setelah perang mengajukan pertanyaan tentang apa yang akan menjadi bahasa resmi mereka setelah kemerdekaan, sebuah pertanyaan yang mendesak, karena hampir semuanya multibahasa. Ini mengarah pada studi ilmiah tentang situasi bahasa di negara-negara di dunia. Selain itu, gerakan untuk hak-hak minoritas di Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah mengarah pada penelitian yang cermat terhadap variasi sosial yang melengkapi pekerjaan sebelumnya dalam variasi geografis. Para sarjana telah mengubah alat analisis linguistik untuk mempelajari varietas yang tidak standar seperti Bahasa Inggris Vernakular Afrika-Amerika dan Bahasa Spanyol Chicano. Dan gerakan perempuan telah membuat banyak ahli bahasa menyelidiki perbedaan gender dalam berbicara dan apakah bahasa kita harus melanggengkan ketidaksetaraan seksual.

#linguiistics

#saussure

Dengan Apa Mengalahkan Perancis?

world Cup

Bentrok Timnas Maroko versus Perancis menarik banyak perhatian. Walaupun sebetulnya dari segi kekuatan para punggawa Maroko kalah jauh dari Perancis yang dihuni oleh para pemain-pemain top liga-liga Eropa. Namun demikian pertemuan keduanya tetap dianggap menarik karena beberapa hal.

Pertama Maroko pernah dijajah Perancis selama 44 tahun sejak ditandatanganinya traktat tahun 1912. Kedua persahabatan antara Mbappe dan Hakimi, dua pemain ini bermain di tim yang sama yaitu PSG. Kini keduanya akan membela negara masing-masing. Mbappe adalah penyerang sayap Perancis dan Hakimi adalah bek kanan Maroko. Mbappe tak sungkan mengungkapkan bahwa Hakimi adalah bek terbaik dunia. Bahkan keduanya bertukas jersey dan memakai jersey satu sama lain. Wah kira-kira bagaimana pertemuan keduanya. Ketiga, ini sejarah besar bagi sepak bola Maroko, hingga melaju ke Semi Final Piala Dunia.

Maroko tak pernah diperhitungkan akan melangkah sejauh ini. Tetapi mereka berhasil membuat sesuatu yang luar biasa. Mungkinkah lawan Perancis Maroko mengulang kesuksesan sebelumnya? Banyak yang menilai the atlas lion akan diantar oleh les blues nanti.

Ke empat, isu-isu agama di kalangan para fansnya. Tak jarang ada yang menilai Maroko sebagai negara muslim ditolong oleh tentara Tuhan. Dan itu membuat mereka menjadi menang. Ada semacam perseteruan agama. Walaupun sebetulnya olahraga adalah hiburan dan tontonan yang tak ada hubungannya dengan agama.

Ke lima, ini khusus untuk orang-orang atau para fans Indonesia. Pada tahun 2013 lalu, Maroko pernah dikalahkan timnas Indonesia dengan skor tipis 1-0 di ajang Islamic Solidarity Games di Palembang.  Tapi dalam kurun waktu 9 tahun, Maroko tampil di semi Final Piala Dunia.  Luar biasa.

Mungkinkah Maroko bisa kalahkan Perancis? Dengan cara apa? Anda bisa simpulkan nanti.

Mbappe dan Hakimi

#worldcupqatar

#worldcup2022

#mbappe

#hakimi

#ikafarihahhentihu

Topi Adat Pengantin Jawa

Pengantin adat Jawa memiliki kekhasan mulai dari busana adat yang dipergunakan, upacara adat, makanan yang disajikan hingga topi pengantin putra. Seperti yang dipakai oleh Kaesang Pangarep, putra ketiga dari bapak Presiden Jokowi.

Topi yang dipergunakan oleh pengantin pria cukup unik dan menarik perhatian saya. Bentuknya ada sayap megar di bagian belakang dan berwarna hitam dihiasi dengan pelipit emas. Terkesan seperti topi raja-raja Korea Klasik. Ini memang agak termakan sikon drama Korea. Namun keduanya sangat berbeda.

Topi yang biasa dipergunakan oleh pengantin pria, dari pandangan saya adalah topi yang biasa dipergunakan oleh Raja. Sebagai contoh topi yang dipergunakan oleh raja terakhir yaitu Kesultanan Jogjakarta, Topi ini bisa jadi adalah topi standar adat Jawa yaitu apa yang disebut dengan KLULUK. Gambarnya seperti yang ada di bawah ini.

Kluluk Pengantin

Kluluk ini dikenakan oleh hampir seluruh raja di 4 kerajaan besar di Jogjakarta dan Solo. 4 kerajaan itu adalah Pakualaman dan Kasultanan yang terletak di Jogjakarta dan kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran yang terletak di Solo Surakarta.

Di jejak digital KITLV pun terlihat jelas bahwa topi ini dikenakan oleh seluruh raja dari sejak Mataram awal, klasik dan Islam. Sehingga topi atau kluluk ini sudah sangat mengakar dan membudaya, bentuknya yang cukup indah dan agung. Raja yang mengenakan kluluk ini terlihat begitu gagah, bersahaja, ganteng dan bijaksana.

Lalu apa hubungannya dengan topi pengantin yang dikenakan oleh Kaesang Pangarep? Di beberapa event di 2 hari pernikahannya, Kaesang mengenakan blangkon, kluluk dan topi terakhir yang ada di gambar awal. Yaitu topi hitam dengan sayap dan pelipit emas di pinggirannya.

Ini unik sekali..

Topi ini bukan hanya modelnya, namun sejarahnya berkata cukup panjang. Raja-raja Mataram Klasik dan Islam, Mangkunegaran dan Kasunanan  tidak semua mengenakan topi ini. Tercatat hanya raja Hamengkubuwono VIII dan Sultan Agung yang bahkan jauh ke belakang lagi silsilahnya di kerajaan Mataram. Bisa jadi MUA pengantin Kaesang sengaja ingin menampilkan adat Jawa, semua topi dipergunakan. Yaitu Kluluk umumnya dan Kluluk hitam khusus.  Kluluk yang hanya dipakai oleh Sultan Agung dan Hamengkubuwono VIII.  Mungkinkah kluluk ini adalah perhiasan yang dipergunakan untuk tujuan ksatria atau upacara, atau dua2nya? Who knows?

Seperti ini lah kluluk Hamengkubuwono VIII dan Sultan Agung, Sang pengantin putra Presiden benar-benar memanfaatkan kejayaan Mataram Kuno. Topi kluluk yang apik dan mengakar budaya.

Hamengkubuwono VIII

 

Sultan Agung

Memang hanya sekedar topi, namun topi ini benar-benar penuh misteri dan membawa kekunoan tradisi.

Asekk

 

#kluluk

#hamengkubuwono

#mangkunegoro

#pakubuwono

#ikafarihahhentihu

 

Siapakah Filsuf Euclid?

Euclid dikenal sebagai ahli matematika berbakat di Yunani Kuno, dan khususnya, dia mengembangkan banyak prinsip geometri yang kita kenal sekarang. studi mahakarya uclid tentang geometri “The Elements” mewakili puncak teori matematika yang ringkas dan elegan. Sebenarnya, karya Euclid dalam geometri telah memengaruhi ahli matematika, ilmuwan, sejarawan, arsitek, dan insinyur terhebat yang dihasilkan oleh umat manusia selama ribuan tahun.

Saat ini, studi geometri modern kita didasarkan pada fondasi yang pernah diletakkan oleh Euclid. Berikut informasi lebih lanjut tentang siapa dia dan pengaruhnya terhadap matematika.

Pengembangan seorang Jenius

Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan Euclid karena banyak catatan telah terdaftar. Namun, kita tahu bahwa dia tinggal di Alexander dan lahir sekitar tahun 325 SM. Euclid hidup pada masa keingintahuan intelektual yang besar bahkan ketika kekuatan Yunani mulai berkurang setelah kematian Alexander Agung.

Meskipun ia lahir sekitar seratus tahun setelah Plato, pada kenyataannya, kepada pemikir besar lainnya inilah Euclid mungkin berhutang banyak pada minatnya pada matematika. Seperti dia di zaman kita sendiri, Platon terkenal di zaman Euclid karena “Akademi” para muridnya dan karena pengajaran filsafatnya kepada putra-putra aristokrat dari keluarga terkemuka Athena.

Cinta Matematika

Selain itu, seorang murid Socrates, Plato berbagi minat mentornya pada alam dan pola matematika yang muncul di alam. Telah ditulis di atas pintu masuknya, Akademi Plato terkenal dengan slogan “Jangan biarkan orang yang tidak terbiasa dengan geometri lewat di sini.”

Plato melihat geometri sebagai kerangka konseptual untuk berpikir tentang struktur alam semesta itu sendiri. Karya filosofis Plato seperti “Timaeus” mengeksplorasi hubungan antara matematika dan alam secara mendalam.

Akibatnya, Euclid sangat dipengaruhi oleh buku-buku seperti ini; idenya juga memiliki kemiripan dengan matematikawan Yunani Pythagoras.

Kehidupan Euklides.

Karena hidupnya tetap menjadi misteri, bagaimanapun, kita hanya dapat berspekulasi tentang apa yang secara khusus memengaruhi cara berpikir Euclid tentang dunia. Tetapi jelas suasana filosofis yang dikembangkan oleh para pemikir seperti Socrates dan Plato memegang pengaruh besar atas Euclid.

Misalnya, kita melihat jenis keingintahuan yang sama tentang matematika dalam karya Aristoteles; Aristoteles sendiri adalah murid Plato. Seperti Aristoteles, Euclid sepertinya melihat penjelajahan matematika sebagai penjelajahan dunia itu sendiri. Saat dia mengungkap misteri geometri, Euclid menyelidiki alam seperti seorang penjelajah mungkin menyelidiki lanskap yang tidak diketahui.

Matematika dan Filsafat

Namun, Euclid bukan hanya seorang matematikawan; seperti banyak pemikir Yunani Kuno seperti Aristoteles dan Plato, Euclid adalah seorang polymath yang menempatkan nilai tinggi pada pemikiran filosofis selain karya matematikanya.

Sebuah kisah yang biasa diceritakan tentang Euclid mengilustrasikan gagasan ini: Ditanya oleh seorang raja agung apakah ada cara untuk mempercepat proses pembelajaran matematika, Euclid dikatakan telah menjawab bahwa “tidak ada jalan menuju geometri.”

 

Warisan inilah yang sebagian besar ditinggalkan Euclid: Dengan memengaruhi tokoh-tokoh seperti Isaac Newton dan Albert Einstein, Euclid menunjukkan kepada dunia bahwa kerja keras kerja matematika harus dilakukan sebagai semacam panggilan yang dimaksudkan untuk memberi manfaat bagi umat manusia.

#euclid

#ikafarihahhentihu

Ada Apa Dengan Tauge?

Semua orang tahu tauge. Negeri Indonesia yang kaya akan budaya dan kuliner khas selalu ada menu-menu berbahan tauge. Tauge atau toge atau kecambah atau tokolan dan banyak lagi istilah untuk menyebut tumbuhan dari biji kacang hijau.

Di Maluku misalnya, gado-gado dengan tauge adalah kuliner mahal yang disajikan jarang-jarang, yaitu hanya pada saat lebaran. Hal ini karena bahan baku gado-gado yang sebagian harus didatangkan jauh-jauh dari pulau Jawa seperti misalnya kentang, daun selada, kerupuk udang dan wortel. Masyarakat lokal Maluku terutama di pulau Buru biasa mengolah sendiri kacang hijau menjadi kecambah lalu menghidangkan bersama-sama bahan gado-gado yang lain. Kacang tanah, ketimun,  dan lontong biasa mereka sediakan sendiri tanpa harus mengimpor dari pulau Jawa.

Di Solo, kecambah disebut dengan tokolan. Tokolan artinya tumbuh atau tetumbuhan.  Berasal dari kata tumbuh atau tukul (Jawa red). Namun saat kita menyebut kata kecambag saat membeli bahan ini di pasar, mereka pun tahu bahwa kita sedang ingin membeli tokolan.

Beda kota beda ukuran ternyata. Kalau kita bicara tentang bahasa, bahkan beda kecamatan pun bisa beda kosakata seperti bahasa yang ada di Flores. Banyak sekali bahasa lokal yang ada disana, bahkan pada setiap kecamatan memiliki bahasa sendiri. Sehingga Flores sangat dikenal memiliki banyak bahasa lokal.

Kembali ke kecambah tadi (sebenarnya ada hubungannya gak ya), bahwa ternyata saya menemukan kecambah di Solo berbeda dengan yang saya temui di kotaku, Malang Jawa Timur. Kecambah di Malang ada 3 jenis atau ukuran. Perbedaanya adalah pada ukurannya (panjangnya). Yang pertama adalah kecambah kedelai, dia berukuran panjang sampai 5 cm dan berbiji lumayan keras. Biasa dieprgunakan sebagai campuran sayuran. Lalu kecambah yang kedua adalah kecambah kacang hijau yang panjangnya sekitar 3cm. Usia persemaian kecambah ini adalah sekitar 2-3 hari. Sedang kecambah yang terakhir adalah yang disebut dengan  kecambah pendek. Usia persemaiannya biasanya adalah 1-2 hari. Ukurannya sangat pendek, hampir 1/2cm saja.

Di Solo saya menemukan 2 macam kecambah, yang pertama adalah kecambah kedelai. Kecambah ini sama ukuran dan bahan bakunya dengan kecambah kedelai di kotaku. Nah kecambah yang kedua adalah kecambah kacang hijau yang ukurannya berbeda dengan kecambah di kotaku. Kecambah yang ini berukuran kurang lebih 1cm. Namun penggunaan kecambah ini adalah untuk sayur mayur dan soto khas Solo. Baik mentah atau matang. Kematangannya adalah dengan menyiramnya dengan air panas saja. Rasa kecambah 1 cm yang mentah ini cukup manis dan tidak langu.

Kecambah pendek di kotaku, kota Malang yang biasa disebut dengan cambah rawon itu memang berasa sedikit langu. Dia lebih pendek dari kecambah 1cm dari Solo. Dan seringkali dikonsumsi mentah. Itulah mengapa berasa agak langu. Namun karena kecambah ini seringkali disajikan bersama masakan khas jawa Timur Rawon, maka rasa kecambah pendek ini jadi berasa istimewa.

Padahal hanya kecambah 😛

#kecambah

#rawon

#soto

#taoge

Kenapa Bunuh Diri?

Ketika peristiwa bunuh diri terjadi kita kadang heran kok bisa ada orang menghabisi dirinya sendiri. Mencabut nyawanya dengan sengaja, tanpa bantuan Tuhan, Banyak riset yang dilakukan untuk menjawab persoalan ini. Ada yang mengatakan bunuh diri terjadi karena adanya doktrin, karena stress yang tidak bisa diatasi oleh seseorang itu lalu putus asa,

Dalam kajian Sosiologi bunuh diri terjadi karena pelaku kehilangan solidaritas sosialnya. JAdi dia tidak memiliki kekuatan dari lingkungan sekitar untuk bergaul.  Makanya pelaku bunuh diri sering digambarkan murung, jarang bergaul, suka menyendiri dst.

Jadi dengan demikian potensi bunuh diri sebetulnya bisa diatasi  dengan membangun solidaritas sosial kita. Misalnya dengan mencari teman ngopi, bercanda atau mungkin cangkrukan dst.

Ada saran yang mungkin sangat sepele tapi lumayan bisa membantu para pelau bunuh diri agar bisa keluar dari stress. Salah satunya adalah merubah kondisi atau lingkungan sekitar dimana dia tinggal. Misal indoor kamar atau ruangan pribadi, dirubah letak, lampu, diganti piranti-pirantinya, ditambah unsur-unsur seni, musik dll.

#bunuhdiri

Berbeda Dalam Satu Cetakan

Barusan kelar menikmati kue Rangin khas dari Solo. Kue ini kubeli di Pasar Palur Surakarta saat pagi. Maklum hobi jalan ke pasar ini memang tidak bisa kutahan-tahan. Selalu saja ingin explore beragam aneka pasar tradisional dimanapun aku singgah di sebuah kota.

Setelah kubayar kue Rangin ini lalu kebawa pulang dan kusantap. Rasanya manis, lumayan kenyal juga dan dari segi bentuk lebih besar dari kue rangin yang biasa kubeli di kotaku, Malang Jawa Timur. Kue Rangin Malang memang sedikit lebih kecil, lumayan lembut dan tidak padat. Rasanya juga cukup gurih. Hanya memang akhir-akhir ini kue Rangin dijual dengan topping gula pasir. Hal ini karena banyaknya permintaan konsumen untuk menaburkan gula pasir di atasnya.

Bahan keduanya lumayan beda ternyata. Kue rangin hanyalah tepung beras dan parutan kelapa muda. Nah untuk Rangin Solo ini rasanya cukup kenyal sehingga saya mengira kue ini terbuat dari tepung ketan, Ada juga parutan kelapa di dalamnya. Namun yang paling unik lagi, kue Rangin Solo ini dicetak dengan menghasilkan kerak seperti layaknya Wingko Babat Lamongan. keraknyapun berasa seperti kerak nasi yang sedikit hangus. Itupun ada tambahan rasa unik yaitu daun jeruk purut. Sungguh rasa kue yang nano-nano bercampur dalam satu suapan yaitu Rangin Solo.

Kembali ke cetakan pukis, banyak sekali kue Nusantara ini menggunakan cetakan kue pukis. Awalnya adalah kue pukis itu sendiri yang sejarahnya cukup unik ternyata. Resep kue pukis sebenarnya adalah resep curian, resep yang sebelumnya tidak boleh dishare. Resep kue ini hanya digunakan secara internal oleh keluarga penjajah. Jadi bila resep kue pukis ini dicuri, sudah barang tentu cetakannya juga dicuri. Ye kan..

Walhasil orang Indonesia lah yang telah mempopulerkan kue pukis ini. Kue yang berbahan tepung terigu dan ragi ini direcook oleh pembuat kue cubit. Namun cetakan kue cubit berbeda. Cetakan yang dipergunakan adalah cetakan bikang yang sudah populer sebelumnya. Jangan lupa kue bikang ini khas Indonesia, bukan curian loh.

Ragam penggunaan cetakan kue pukis ini lalu berkembang. Cetakan ini kemudian dipergunakan untuk membuat kue Bandros, Pancong, Gandos, Sagon dan juga Rangin. Dengan bahan dasar kue yang hampir sama, kue-kue yang dihasilkan oleh cetakan ini menjadi cukup beraga. Belakangan ini bahkan aneka topping kekinian sudah menjadi satu dengan kue-kue tradisional ini misal green matcha, oreo, chocholatos dll.

Yang penting bukan cetakannya, tapi isinya too. Takutnya dikira curian lagi nih.

#kuepukis

#kuepancong

#kuerangin

#ikafarihahhentihu

Ada Apa Dengan Warna

Teori warna mencakup banyak definisi, konsep, dan aplikasi desain – cukup untuk mengisi beberapa ensiklopedia. Namun, ada tiga kategori dasar teori warna yang logis dan berguna: Roda warna, harmoni warna, dan konteks penggunaan warna.

Teori warna menciptakan struktur logis untuk warna. Misalnya, jika kita memiliki bermacam-macam buah dan sayuran, kita dapat mengaturnya berdasarkan warna dan menempatkannya pada lingkaran yang menunjukkan warna yang saling berhubungan.

Dalam seni visual, teori warna adalah pedoman praktis untuk pencampuran warna dan efek visual dari kombinasi warna tertentu. Terminologi warna berdasarkan roda warna dan geometrinya memisahkan warna menjadi warna primer, warna sekunder, dan warna tersier. Pemahaman tentang teori warna berasal dari zaman kuno. Aristoteles (w. 322 SM) dan Claudius Ptolemy (w. 168 M) telah membahas apa dan bagaimana warna dapat dihasilkan dengan mencampurkan warna lain. Pengaruh cahaya terhadap warna diselidiki dan diungkapkan lebih lanjut oleh al-Kindi (w. 873) dan Ibn al-Haytham (w.1039). Ibnu Sina (wafat 1037), Nasir al-Din al-Tusi (wafat 1274), dan Robert Grosseteste (wafat 1253) menemukan bahwa bertentangan dengan ajaran Aristoteles, ada beberapa jalur warna dari hitam ke putih. [1][2] Pendekatan yang lebih modern terhadap prinsip teori warna dapat ditemukan dalam tulisan Leone Battista Alberti (c. 1435) dan buku catatan Leonardo da Vinci (c. 1490). Formalisasi “teori warna” dimulai pada abad ke-18, awalnya dalam kontroversi partisan atas teori warna Isaac Newton (Opticks, 1704) dan sifat warna primer. Dari sana berkembang sebagai tradisi artistik independen dengan hanya referensi dangkal untuk kolorimetri dan ilmu penglihatan.

Namun warna menjadi cukup sederhana, tidak sedetil dan serumit itu bila dibicarakan di Indonesia. Dulu kita hanya mengenal warna-warna basic, sederhana dan apa adanya. Mungkin itu pula yang masih kita percaya hingga detik ini. Hal ini membuat kita kehilangan istilah dan nama warna selain warna dasar. Warna-warna selain warna dasar menjadi rumit di istilah dan penamaan.  Seperti contoh warna pink, magenta, dan deep blue. misalnya. Ini adalah warna-warna yang sudah berpuluh tahun yang lalu sudah disebut dan dieprgunakan di istilah Barat. Artinya warna-warna tersebut ada dan tersedia, mudah menyebutnya dan semua orang mengenalnya.

Tapi tunggu dulu..

Dunia sosial media belakangan menjadikan legalitas warna semakin terang, terutama bagi mereka yang bergerak dalam bisnis jualan baju online. Banyaknya seller dan buyer akhirnya mengakui dan memberi nama dan istilah baru untuk warna-warna yang belum “diakui” oleh budaya kita. Seperti contoh warna hijau yang memiliki beragam jenis yang cukup berbeda secara signifikan. Warna tersebut adalah TOSCA, MINT SAGE, BOTOL, POLOS, LUMUT dan PUPUS. Dan kemudian ada lagi yang terbaru muncul akhir-akhir ini yang cukup marak karena menggunakan nama brand yaitu HIJAU WARDAH.

Keadaan memang akhirnya memaksa kita untuk berubah dan berbenah. Awalnya kita sangat buta dengan warna yang hanya itu-itu melulu. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, warna menjadi semakin berwarna.

Salam sehat

 

#warna

#colour

#ikafarihahhentihu

#wardahcosmetics