Fenomena Sosial atau Social Phenomenon

Manusia hidup didalam kelompok sosial sehingga mereka tidak dapat hidup sendiri atau mereka hidup dengan struktur berpasangan dan saling membutuhkan dengan orang lain. Interaksi tersebut merupakan hukum alam yang harus dijalani yang sudah menjadi ketentuan manusia untuk menjaga hubungan dengan sesama manusia dan Tuhan. Fenomena sosial ini pun akhirnya muncul sebuah fenomena bagaimana manusia itu mengetahui dan membuat pilihan yang mana yang berguna dan mana yang tidak berguna bagi mereka sehingga ada praktek budaya didalam kehidupan mereka sehari-hari yang dianggap sebagai pemahaman pribadi (private understanding) yang menjadi symbol budaya lokal (Geertz, 1973:10-11).

Berikut ini adalah symbol dari budaya lokal Jawa yang menjadi fenomena sosial di masyarakat Jawa didalam berinteraksi dan didalam membuat pilihan hidup

  1. Aksara Jawa (ha-na-ca-ra-ka-da-ta-sa-wa-la-pa-dha-ja-ya-nya-ma-ga-ba-tha-nga)

Keluhuran budaya Jawa tercermin dalam pemaknaan para leluhur terhadap makna huruf-huruf atau aksara Jawa. Huruf  da-ta-sa-wa-la memiliki makna kehidupan manusia adalah sebuah ketentuan yang memiliki batas waktu. Semua makhluk hidup akan mengalami kematian dan tidak abadi. Oleh karena itu manusia tidak bisa sawala atau mengelak dari kehendak dan kepastian dari Allah. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, manusia harus senantiasa bersedia menerima, melaksanakan, dan memenuhi takdir dan nasib manusia. Akan tetapi, karena manusia tidak mengetahui nasibnya seperti apa, maka ia berkewajiban untuk bekerja sebaik mungkin dan berusaha sekuat kemampuannya untuk memenuhi takdir yang baik dari Allah kemudian menyerahkan segalanya  kepada kehendak Tuhan.

Pa-dha-ja-ya-nya berarti menyatukan zat pemberi hidup (Khalik) dengan yang diberi hidup (makhluk). Kalimat ini juga bisa berarti menyatunya kata dengan perbuatan, selarasnya ungkapan dan tindakan yang membuat manusia dihargai karena jujur dan dapat dipercaya. Dalam bahasa Jawa, padha artinya “ sama”, sesuai, jumbuh, cocok, manunggalna lahir batin, kata tindakan yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan budi pekerti. Dengan perilaku semacam ini, orang menjalaninya akan mencapai ke-jaya-an. Jaya berarti menang atau unggul dalam arti yang sungguh-sungguh, bukan sekedar menang-menangan.

Ma-ga-ba-tha-nga berarti taqwa, yaitu berusaha melaksanakan segala sesuatu yang diperintahkan Allah dengan sekuat tenaga berupaya menjauhi apa yang dilarang Allah, Zat yang memberi hidup dan penghidupan. Manusia harus pasrah-sumarah pada garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha untuk menanggulanginya. Namun ada garis ketentuan Allah yang tak dapatdirubah manusia yaitu kelahiran dan kematian. Keduanya tidak dapat dihindari oleh manusia manapun, tanpa memandang status sosial, pangkat, jabatan maupun kekayaan.

#hanacaraka

#socialphenomenon