Bagaimana Mitos Menurut Roland Barthes?

Roland Barthes

Kali ini tulisan saya mengenai Mitos. Kurang paham belakangan ini mitos menjadi kajian yang cukup menarik,  Dan Sepertinya kita suka sekali bicara tentang mitos. Mungkin karena masih ada hubungannya dengan pawang hujan beberapa waktu lalu di Mandalika.  Di abad kontemporer ini berbeda memandang mitos dibandingkan dengan abad modern. Abad modern yang objektif menganggap mitos adalah sesuatu yang primitif, yang tidak masuk akal dan tidak rasional karena itu perlu dibuang jauh-jauh.

Tetapi rupanya abad kontemporer berbeda melihat mitos sebagai sesuatu yang disamakan dengan sains yang alih-alih perlu dibuang jauh-jauh, namun justru mitos perlu melengkapi cara hidup manusia.

Bagaimana cara kerja mitos? Ada satu pemikir yang menarik menurut saya di abad kontemporer yang membicarakan tentang cara kerja mitos. Dia adalah Roland Barthes, salah satu pemikir dari Perancis. Bagi Rolan Barthes, mitos itu bukan sebuah ide, bukan gagasan, dan bukan objek. Mitos bagi Barthes adalah suatu cara untuk menyampaikan ide , gagasan atau objek. Dalam hal ini mitos sangat dekat dengan bahasa yaitu menjadi penanda dari sesuatu. Perbedaannya adalah bahasa terletak pada level denotatif atau makna yang sesungguhnya. Sementara mitos berada pada makna yang kedua, atau yang disebut makna konotatif atau makna kias dan atau makna metaphora nya.

Misalnya contoh, bila kita melihat sebuah kacamata, secara denotatifnya kaca mata itu adalah alat bantu untuk melihat bagi mereka yang memiliki persoalan dengan penglihatannya. Tetapi menjadi berbeda bila kacamata ini dipakai oleh seseorang dalam sebuah pertunjukan film lalu mengkiaskan atau memetaphorkan orang itu seolah-olah adalah jenius, maka kacamata pada tahapan kedua ini tidak lagi bermakna denotatif.  Dia justru sudah hadir sebagai mitos.

Sehingga mitos bagi Roland Barthes memang adalah persoalan pertandaan atau kemudian disebut dengan SIGNIFICATION.

Signification

Bagaimana cara kerja mitos ini sehingga disebut sebagai persoalan pertandaan (semiotika) atau signification?

Dalam hal ini Roland Barthes sebagai pemikir kontemporer dipengaruhi banyak oleh tradisi Linguistik Struktural, Kalau menyebut Linguistik Struktural tentu saja tokoh besarnya adalah Ferdinand de Saussure, salah satu pemikir Linguistik dari Swiss. Saussure mengatakan bahwa dalam satu bahasa atau kata itu memiliki dua bagian. Yang pertama adalah signifier atau penanda dan yang kedua adalah signified atau yang ditandai atau tinanda. Penanda dalam hal ini menurut Saussure adalah citra akustik atau bunyi yang keluar dari pita suara kita, kumpulan bunyi yang digabung menjadi suatu ujaran kata.

Misal : K.U.D.A.

Tinandanya dalam hal ini adalah konsep, bahwa konsepnya adalah hewan berkaki empat, bisa meringkik, memiliki surai di kepala. Dan gabungan antara tanda, penanda dan tinanda disebut pertandaan tahap pertama menurut Roland Barthes. Dan mitos menurut Rolan Barthes ada pada tahapan yang kedua.

Ada konsekwensi yang dialami oleh pertandaan ini sebagaimana konsekwensi yang dialami oleh tanda di tahap pertama.

Misal ada persoalan tentang polysemi.. Contoh tempat duduk sebagai tinanda maka penandanya bisa berupa kursi, bisa meja, bisa galon, bisa lantai dll.  Ini juga terjadi pada mitos. Misal konsepnya adalah orang meninggal Maka bentuknya atau penandanya atau tahap keduanya bisa berupa bunyi burung gagak, ayam berkokok di malam hari,  dimana bisa jadi di tradisi yang lain itu berbeda-beda penandanya.

Pancasila dicontohkan sebagai penanda, Tinandanya adalah burung yang memiliki beberapa buku di ekor, sayap dan leher. Ini di tahap pertama. Lalu kemudian menjadi signification  ketika itu diyakin sebagai satu ideologi, sebagai salah satu gambar atau simbol yang final, yang menyimbolkan segala cara hidup kita di Indonesia. Maka itu berarti adalah mitos.

Dalam buku mitologi Roland Barthes, aliran kiri itu disebut sebagai sebuah mitos. Misalnya revolusi adalah sebuah tanda. tetapi ketika revolusi itu menjadi sebuah aliran maka itu adalah sebuah pertandaan.

#rolandbarthes

#semiotics

#signification

#ferdinanddesaussure

#myth

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *