Pengantin adat Jawa memiliki kekhasan mulai dari busana adat yang dipergunakan, upacara adat, makanan yang disajikan hingga topi pengantin putra. Seperti yang dipakai oleh Kaesang Pangarep, putra ketiga dari bapak Presiden Jokowi.
Topi yang dipergunakan oleh pengantin pria cukup unik dan menarik perhatian saya. Bentuknya ada sayap megar di bagian belakang dan berwarna hitam dihiasi dengan pelipit emas. Terkesan seperti topi raja-raja Korea Klasik. Ini memang agak termakan sikon drama Korea. Namun keduanya sangat berbeda.
Topi yang biasa dipergunakan oleh pengantin pria, dari pandangan saya adalah topi yang biasa dipergunakan oleh Raja. Sebagai contoh topi yang dipergunakan oleh raja terakhir yaitu Kesultanan Jogjakarta, Topi ini bisa jadi adalah topi standar adat Jawa yaitu apa yang disebut dengan KLULUK. Gambarnya seperti yang ada di bawah ini.
Kluluk ini dikenakan oleh hampir seluruh raja di 4 kerajaan besar di Jogjakarta dan Solo. 4 kerajaan itu adalah Pakualaman dan Kasultanan yang terletak di Jogjakarta dan kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran yang terletak di Solo Surakarta.
Di jejak digital KITLV pun terlihat jelas bahwa topi ini dikenakan oleh seluruh raja dari sejak Mataram awal, klasik dan Islam. Sehingga topi atau kluluk ini sudah sangat mengakar dan membudaya, bentuknya yang cukup indah dan agung. Raja yang mengenakan kluluk ini terlihat begitu gagah, bersahaja, ganteng dan bijaksana.
Lalu apa hubungannya dengan topi pengantin yang dikenakan oleh Kaesang Pangarep? Di beberapa event di 2 hari pernikahannya, Kaesang mengenakan blangkon, kluluk dan topi terakhir yang ada di gambar awal. Yaitu topi hitam dengan sayap dan pelipit emas di pinggirannya.
Ini unik sekali..
Topi ini bukan hanya modelnya, namun sejarahnya berkata cukup panjang. Raja-raja Mataram Klasik dan Islam, Mangkunegaran dan Kasunanan tidak semua mengenakan topi ini. Tercatat hanya raja Hamengkubuwono VIII dan Sultan Agung yang bahkan jauh ke belakang lagi silsilahnya di kerajaan Mataram. Bisa jadi MUA pengantin Kaesang sengaja ingin menampilkan adat Jawa, semua topi dipergunakan. Yaitu Kluluk umumnya dan Kluluk hitam khusus. Kluluk yang hanya dipakai oleh Sultan Agung dan Hamengkubuwono VIII. Mungkinkah kluluk ini adalah perhiasan yang dipergunakan untuk tujuan ksatria atau upacara, atau dua2nya? Who knows?
Seperti ini lah kluluk Hamengkubuwono VIII dan Sultan Agung, Sang pengantin putra Presiden benar-benar memanfaatkan kejayaan Mataram Kuno. Topi kluluk yang apik dan mengakar budaya.
Memang hanya sekedar topi, namun topi ini benar-benar penuh misteri dan membawa kekunoan tradisi.
Asekk
#kluluk
#hamengkubuwono
#mangkunegoro
#pakubuwono
#ikafarihahhentihu