
Sapanjang adalah saksi dari kegiatan ritual Dzikir Senin, sebuah fenomena religi yang telah berlaku beratus tahun. Dzikir ini dilaksanakan pada tiap malam Senin di lokasi yang tetap, di desa Sapanjang Galesong kota Makassar. Banyak dzikir yang dilaksanakan dengan berbagai macam variasi doa dan quantitas yang berbeda-beda. Namun mungkin ada perbedaan yang bisa kita saksikan pada Dzikir Senin di desa Sapanjang Galesong.
Seperti yang telah diceritakan oleh keluarga besar di desa Sapanjang, salah satu diantaranya adalah bapak Rahman Uriansyah Manaba, beliau tinggal di Balikpapan namun sering mengikuti dzikir tersebut bahwa dzikir ini adalah warisan dari Tuanta Salamaka atau yang dikenal dengan Syech Yusuf Al Makassari. Sebagai seorang wali klasik dari masa abad ke 17, beliau mengalami berbagai tantangan seiring dengan kodrat kewalian yang dibebankan kepadanya. Syech Yusuf yang konon khabarnya adalah putra dari Nabi Khidir mengikuti kodrat Allah tiba di SULSEL sebagai putra atau diangkat putra oleh Sultan Alauddin, Raja Gowa I yang menganut agama Allah, Islam.
Dari silsilah yang saya dapatkan disana, Syech Yusuf kemudian memiliki putra dan keturunan yang salah satunya dimakamkan di Sapanjang, namanya beliau adalah Syech Sirajuddin. Beliau pula disebut dengan wali oleh masyarakat setempat. Makam Syech Sirajuddin berdampingan dengan istri dan makamnya dinaungi oleh sebuah rumah kecil. Terlihat bahwa makam beliau sering dikunjungi orang karena banyak terdapat bekas-bekas orang yang berziarah, terutama yang dibawa adalah lilin dan air seceret. Air dalam hal ini didoakan dan dikucurkan sepanjang makam, kemudian lilin adalah sebagai penerang dan memberikan cahaya atau nur. Syech Sirajuddin ini adalah putra keturunan Syech Yusuf dari istri beliau putri Johor Manikam, seorang putri Raja asal Indragiri Sumatra Barat. Karena kabar kewalian yang sangat hebat, maka banyak raja yang menginginkan Syech Yusuf atau Tuanta Salamaka menjadi menantunya. Salah satunya adalah juga menjadi menantu Sultan Ageng Tertiyasa.
Memang ada beberapa tempat di Indonesia ini diakui sebagai makam Syech Yusuf, termasuk juga di Cape Town Afrika Selatan. Sampai saat ini Syech Yusuf masih diakui jazad beliau bersemayam di Cape Town Afrika Selatan, bahkan telah diberikan gelar pahlawan Nasional disana. Kabar kewalian beliau yang sangat gempar inipun sempat membuat Belanda kelabakan. Layaknya Rasulullah, kelahiran beliau memang telah diketahui dan ditunggu-tunggu. Namun Syech Yusuf memang benar-benar menakjubkan, sesaat beliau lahir orang tuanyapun menghilang. Dan seperti yang dijelaskan dalam silsilah, beliau adalah putra dari Nabi Khidir.
Seperti pula yang telah diajarkan kepada putra dan keturunannya yaitu Syech Sirajuddin atau dengan nama anumertanya yaitu Syech Sirajuddin Karaeng Ngilau Tuan Pandang Laut, beliau telah melestarikan dzikir Senin, dzikir yang telah diciptakan dan diajarkan oleh Syech Yusuf kepada seluruh putra dan keturunannya.
Dzikir ini pada dasarnya adalah semacam kegiatan ritual Istighosah seperti yang biasa dilakukan di Jawa. Doa-doa yang diucapkan tidak jauh beda. Namun anda mungkin akan terperanjat apabila diungkapkan jumlah butiran-butiran dzikir yang diucapkan. Mereka biasa menggunakan angka 1000 untuk setiap butir doa dzikir. Luar biasa!
Jumlah ini menunjukkan quantitas yang berbeda dengan butir-butir dzikir yang biasa dilakukan di Jawa. Jumlah ini sungguh mencengangkan. Anda bisa bayangkan berapa lama mereka melaksanakan ritual dzikir Senin tersebut. Seribu kali bukan perkara gampang, di suhu hangat desa Sapanjang. Gerakan-gerakan yang tetap dan terus-menerus seolah tanpa sadar. Gerakan-gerakan menggeleng-gelengkan kepala yang dilakukan tanpa henti, terantuk ke kanan dan kekiri dua kali. Ada pula yang terantuk ke kanan dan kekiri hampir sampai 4 antukan. Matapun ikut merespon gerakan kepala yang tanpa henti, mengikuti ucapan mulut dari setiap butir doa dzikir tanpa mempedulikan sekeliling. Semua orang terfokus pada doa dzikir yang diucapkan dengan mantap dan berharap.
Doa adalah harapan, maka gerakan-gerakan menghentak semakin meyakinkan para jama’ah akan dikabulkannya harapan yang dipanjatkan. Duduk membentuk lingkaran adalah bagian dari proses berdzikir karena di tengah-tengah diletakkan batang-batang lilin berwarna merah dan menyala terang membentuk cahaya. Biasanya dzikir dilakukan di tempat kami di Malang menghadap ke kiblat. Namun yang dilakukan disini adalah membentuk lingkaran menghadap kea rah lilin yang diletakkan di meja. Dan disana juga terlihat di tengah tersedia pisang berwarna hijau yang sudah mulai matang merona kuning. Juga terdapat pula batang-batang merah lilin yang menyala di tengah-tengah. Nyala lilin ini sangat konstan mempengaruhi gerakan-gerakan pedzikir. Nyala lilin adalah nur. Nyala lilin mendatangkan aura api abadi, dan cahaya biru lilin adalah roh abadi. Dan lilin adalah penuntun agar focus kepada dzikir maupun semedi dan juga sebagai pertanda kepada pedzikir bahwa yang diundang akan datang yang ditunjukkan dengan gerakan api lilin yang semakin tenang.
Dzikirnya adalah : Ya Allah ya Rabby.. Ya Muhammad ya Rasulullah..
Selebihnya memang hanya orang-orang Sapanjang lah yang tahu Dzikir Senin. Wallahu a’lamu bish shawab.