Lagu Paduan Suara Wisuda Bisa Begitu Ya

Malay Language

Peristiwa wisuda baik itu wisuda sekolah maupun wisuda sarjana adalah peristiwa resmi yang diadakan oleh lembaga pendidikan. Mata agendanya sangat rinci dan diatur sedemikian rupa dengan gaya seremonial yang cukup ketat. Hal ini karena waktu yang dibutuhkan biasanya terbatas. Lalu undangan wisuda biasanya dihadiri oleh orang-orang penting dan pejabat institusi. Perhelatannya itu pun cukup akbar karena akan mewisuda hingga 1000 murid atau mahasiswa dalam sekali event.

Lagu paduan suara adalah salah satu bagian penting di dalam mata acara wisuda. Disamping lagu nasional, kadang institusi memiliki kekhasan masing-masing untuk melantunkan lagu favorit. Contohnya di UIN Malang, lagu paduan suara yang selalu dinyanyikan adalah Sholawat UIN dan  Keagungan Tuhan. Lagu Paduan Suara yang dinyanyikan choir mahasiswa UI adalah Gaudeamus Igitur.  Universitas Tadulako cukup unik memberikan sindiran untuk dosennya dengan menyanyikan lagu No Comment yang sudah diaransir.

Namun lain dengan yang ini, sebuah perhelatan wisuda siswa perawat di Malaysia menyanyikan  lagu Indonesia yang lagi hits disana yaitu sebuah lagu lawas yang dinyanyikan oleh Ria Resty Fauzi, Cintaku Sampai ke Ethiopia. Apa sebenarnya yang membuat warga Malaysia begitu gemar dengan lagu-lagu Indonesia terutama lagu-lagu tahun 1980an? Sepertinya dilihat dari lirik lagu Cintaku Sampai ke Ethiopia memiliki lirik kata-kata yang sederhana namun mengena.

Saya akan mencoba bertukar peran, bukan sebagai orang Indonesia. Namun sebagai warga Malaysia yang mempergunakan bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari. Lirik Teksnya di bawah ini.

Cintaku sampai ke ethiopea

Kalau kau benar sayang padaku
Dan kalau kau benar cinta
Ucapkanlah janji setiamu

Kalau kau benar sungguh mau
Semua milikku untukmu
Jiwa dan ragaku semuanya milikmu

Bukanlah emas permata (intan berlian)
Juga bukan gemerlap dunia (bintang-bintang)
Bulan madu, aku pun tak minta

Asalkan kita dapat berdua
Aku pun bahagia
Ke mana pun kau pergi, ku ‘kan ikut kamu
Walau ke ujung dunia

Jangankan Gunung Fujiyama (Fujiyama)
Puncak Himalaya, ku ikut kamu
Jangankan ke Kamboja (ke Kamboja)
Ke Ethiophia, ku ikut kamu
Kalau memang kamu cinta aku
Ke Kutub Utara, aku ikut kamu

Bukanlah emas permata
Juga bukan gemerlap dunia
Bulan madu, aku pun tak minta

Asalkan kita dapat berdua
Aku pun bahagia
Ke mana pun kau pergi, ku ‘kan ikut kamu
Walau ke ujung dunia

Jangankan Gunung Fujiyama (Fujiyama)
Puncak Himalaya, ku ikut kamu
Jangankan ke Kamboja (ke Kamboja)
Ke Ethiophia, ku ikut kamu
Kalau memang kamu cinta aku
Ke Kutub Utara, aku ikut kamu

Jangankan Gunung Fujiyama (Fujiyama)
Puncak Himalaya, ku ikut kamu
Jangankan ke Kamboja (ke Kamboja)
Ke Ethiophia, ku ikut kamu
Kalau memang kamu cinta aku
Ke Kutub Utara, aku ikut kamu

Jangan, jangan, jangan kau tinggalkan daku, sayang
Jangan, jangan, jangan kau lupa janjimu

Jangan, jangan, jangan kau tinggalkan daku, sayang
Jangan, jangan, jangan kau lupa janjimu

Jangan, jangan, jangan kau tinggalkan…

Orang Malaysia sepertinya tidak mengucapkan aku, mudah-mudahan saya tidak salah. Mereka mengucapkan kata awak untuk kata ganti pertama. dan dalam lagu ini terdapat kata aku, ku dan daku. Lalu apa sebenarnya yang diucapkan orang Malaysia untuk kata Kutub Utara? Apakah sama?

Atau mereka menggunakan bahasa Inggris atau North Pole untuk kata kutub utara. Sepertinya saya perlu belajar banyak bahasa Melayu agar bisa mencerna bahwa lagu ini bisa diterima secara sintaksis oleh warga Malaysia atau hanya sekedar hiburan saja tanpa memandang perbedaan bahasanya.

#cintakusampaikeethiopia

#bahasamelayu

#malaysia

#wisuda