Neo Tautologi

Saya membaca berita di suratkabar nasional yang kira-kira berbunyi sebagai berikut: Duta Besar Belanda meletakkan krans bunga pada makam para pelaut Belanda yang gugur pada masa agresi Jepang. Kita memahami bahwa ‘krans’ bermakna ‘karangan bunga’, jadi dengan diberi embelan ‘bunga’, maka sebenarnya sudah terjadi kerancuan karena ini berarti secara implisit kata ‘bunga’ itu diucapkan dua kali. Inilah yang dinamakan dengan ‘tautology’, gaya bahasa yang tanpa disadari menyiratkan penyebutan kata ‘kembar  siam’ yang dalam bahasa anak muda bolehlah disebut dengan ‘lebay’.

 

Saya teringat gaya bahasa ayah saya yang gemar menggunakan diksi ‘dibunuh mati’. Mau tak mau saya tak dapat menahan geli mendengar istilah ‘dibunuh mati’ ini. Lha wong ‘dibunuh’ itu maknanya jelas ‘dibuat mati’, kenapa kok ditambah lagi dengan kata ‘mati’. Saya juga sering menjumpai istilah ‘tumor kanker’ dituliskan pada media cetak. Tumor itu sama dan sebangun dengan kanker, jadi benar-benar lebay si penulisnya ini. Anda barangkali juga pernah mendengar seseorang mengatakan ‘peristiwa ini terjadi pada pukul 16 sore. Ya ampun, semua orang juga tahu kalau jam 16 itu pasti sore. Lain soalnya, kalau dia mengatakan ’pada pukul 4 sore’, ungkapan ini benar dan bukan tautologis. Dan baru inget juga, dulu bapak suruh beli pasta gigi dengan mengatakan nak belikan Odol Pepsodent, dan saat itu masih ingat juga ada pasta gigi dengan merk Odol yang kemudian dikenal sekarang odol adalah arti dari pasta gigi itu sendiri.

 

Dalam wacana mutakhir seringkali kita mengatakan ’berapa nomor PIN kamu?’ atau dalam bahasa Inggris biasa diucapkan dengan ’What’s your PIN number?’ Padahal kita mafhum bahwa PIN adalah akronim dari ’Personal Identification Number’. Jadi dengan mengatakan ’PIN number’ kita secara lebay sudah mengucapkan ’number’ sebanyak dua kali. Demikian pula kebiasaan mengatakan ’mesin ATM’ atau ’ATM machine’. Kita sudah lupa bahwa ATM sesungguhnya adalah kependekan dari ’Automatic Teller Machine’, sehingga dengan mengatakan ’ATM machine’, kata ’machine’ ini secara boros sudah diucapkan dua kali. Juga kebiasaan mengatakan ’virus HIV (HIV = Human Immunodeficiency Virus)’ dan ’memori RAM (RAM = Random Access Memory)’ merupakan contoh-contoh lain dari tautologi ini.

 

Juga ungkapan yang sudah kadung lazim tetapi sebenarnya bernada tautologis sering terlontar dari mulut kita semisal ’hadiah cuma-cuma’ (free gift), ’prioritas pertama’ (first priority), ’mengeluarkan bau aroma yang tak sedap’, saling baku tembak (saling = baku), tidak bergeming (bergeming = tidak bergerak), kawat behel (ini dari kata Belanda beugel yang bermakna ’kawat’), iring-iringan konvoi, kata password (kata = word), beaya ONH (beaya = ongkos). Dan dua frasa berikut ini adalah contoh tautologi yang sudah menjadi salah kaprah yang umum yaitu ’paling terbaik’ (paling = ’ter’) dan ’amat baik sekali’ (amat = sekali). Adakah contoh lain yang dapat Anda berikan mengenai tautologi ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *