Anjlog Dari Halte

Anjlok dari Halte

Sedianya waktu itu aku ingin beli tiket ke Rosalia di daerah Gilingan. Daerah yang sebelumnya kutau itu di terminal Tirtonadi. Sayang temenku beritau nya nggak lengkap. Sehingga saat ditanya kernet bis dengan santai kujawab Terminal Tirtonadi.

Dan padahal bukan sama sekali. Huaa..

Rosalia tempatnya jauh sebelum Terminal Tirtonadi. Aku rasanya jadi linglung dirasani para tukang-tukang becak iseng. Saat mau menyeberang berkali mukaku terlihat bego karena tidak mengenal dengan jelas tempatnya yang mana. Hampir aku masuk jalur bis yang khusus menuju Terminal Tirtonadi. Dan aku merasakan hawa tidak enak setelah dirasani sama para becakers. Huhft

Setelah tolah toleh kanan kiri, beberapa kernet yang cari-cari penumpang, tukang ojek yang setengah maksa dan tukang-tukang yang lain sudah mulai rame menarik penumpang, dan aku dikira penumpang. Padahal bukan.  Aku akhirnya memberanikan diri untuk jalan cepat dan lurus tanpa tahu dimana kantor Rosalia itu berada. Hmm biarin dibilang PD. Haha.. Dan ternyata di kejauhan terlihat papan Rosalia meskipun bagiku, aku masih belum yakin karena warnanya blur. Semakin dekat pun juga masih blur. Dasar mata tua terpaksa harus kebelalakkan mata untuk melihat dengan jelas itu papan Rosalia atau pasar, uhuk.

Dan ternyata benar itu adalah agen Rosalia.

Ini cerita suksesnya. Cerita bukan suksesnya adalah dibawah ini.

Saat masih di halte, temenku bilang nanti nyegat bis namanya Jamus ya. Dan aku ingat-ingat nama bis tersebut sampai hapal. Hingga hampir semua bis yang lewat kupantengin sampai kepanasan.  Maklum soalnya takut  nggak dapat bis tersebut. Nah saat dari kejauhan, di bawah lampu kuning depan UNS terlihat bis tersebut, aku segera beranjak dari duduk. Namun ini ternyata di luar dugaan, bis ini tidak mau berhenti karena di depan halte sudah ada bis lain yang ngetem, yaitu bis batik. Yahh terpaksa nunggu bis Jamus lagi datang kembali. Dan sampai setengah jam aku menunggu bi situ datang kembali, baru kemudian bis Jamus yang ketiga baru mau berhenti. Itupun setelah distop dengan cara loncat-loncat. Nah saat bis mendekat, baru kutahu bahwa bis Jamus itu kuecill dan pendekkk.. Aku baru nyadar. Halte ini sama sekali tidak cocok dibangun untuk bis Jamus. Step bus ini sangat pendek dan terlalu dekat dengan jalan, dan jadinya terlalu jauh dengan floor haltenya. Dan apa yang terjadi saudara-saudara..inilah pertama kali aku anjlok dari floor halte yang cukup tinggi itu. Jlokkkk..

Itu suaranya.

Dan dengan bersungut-sungut aku masuk ke dalam bis dengan menahan sakit di telapak kaki, dan paha yang lumayan pegel.

Owalaaa..