Ornamen Daun di Upacara Mappacci

Sedianya sahabat saya Aswan akan menikah beberapa minggu nanti, maka beberapa jam lalu dia sempat melaksanakan upacara adat Bugis “Mappacci”. Dalam adat Jawa seorang calon pengantin akan pula mengadakan upacara ini yang disebut malam midodareni. Malam dimana sang pengantin putri melaksanakan upacara adat dengan menghabiskan malam dengan berdoa memohon kasih dan kuasa Allah SWT. Dalam adat Bugis, upacara ini pun dilaksanakan oleh pihak pengantin putra. Aswan yang mantan ketua IKAMI Surabaya mengenakan busana pengantin adat Bugis berwarna kuning keemasan yang khas dengan ikat kepalanya berwarna merah dan beberapa ornamen dan asesoris yang menyala.

Senyumn Aswan pun merebak semenjak pukul 7 malam itu. Upacara Mappacci ini dilaksanakan di kediaman keluarga Bapak Basenang Saliwangi dan sahabat saya RinaSari yang dihadiri oleh keluarga dan sahabat dari KKSS dan IKAMI SULSEL Cabang Malang. DIawali dengan pemberian tanda daun sirih secara adat dan simbolis di kedua telapak tangan Aswan dari bapak dan ibu keluarga KKSS yang menyempatkan hadir disana tadi. Kemudian dilanjutkan dengan ceramah oleh bapak Basenang Saliwangi.

Beberapa sahabat IKAMI SULSEL Cabang Malang pun hadir ingin memberikan ucapan selamat kepada Aswan. Dan yang tak pernah ketinggalan kue-kue adat khas Bugis seperti Biji Nangka, Lidah Tedong dan lain-lain. Ornamen daun pula menghiasi beberapa lipatan sarung yang disusun rapi dan diletakkan tepat diatasnya. Daun tersebut membentuk sebuah ornamen bulat matahari, sebagai bagian dari syarat upacara adat Mappacci

Semua ini baru bagi saya dan pertama kali melihat upacara adat Bugis, Mappacci. Saat sahabatku Rina Sari sms bahawa akan ada even ini di kediamannya, saya langsung tekan gas menuju kediaman bapak Basenang.

Sungguh luar biasa, ini adalah sebagian budaya Indonesia yang adiluhung dan agung. Selamat bagi Aswan yang telah melaksanakan upacara adat sehingga budaya ini akan masih terpelihara dengan baik sampai anak cucu kita nanti.

Salama’