Simbol Kepemimpinan Dalam Masyarakat Jawa

Dalam falsafah Jawa, pemimpin yang baik dianggap sebagai titisan Tuhan. Masalah kepemimpinan dalam masyarakat Jawa selalu dikaitkan dengan nilai-nilai ideal yang berorientasi pada dunia supra natural. Pemimpin yang terpilih adalah yang mendapat pulung/ndaru atau wahyu keprabon yang hinggap dalam dirinya sehingga ia sanggup menjadi perantara dunia dan alam gaib, dunia ilahi. Oleh karena itu, pemimpin yang baik adalah orang yang mampu terjemahkan nilai-nilai keadilan dalampraktisi kehidupan.

Tanda-tanda pemimpin sejati (Astabratha) terurai dalam delapan (asta) brata: a) Watak bumi: symbol kemurahan hati seorang pemimpin yang senantiasa memberi kepada sesama, tanpa pamrih menyediakan apapun yang dibutuhkan bagi rakyat yang hidup dibawah naungannya; b) Api: symbol energy dan kekuatan, bukan materi. Kesanggupan dan keberanian untuk menyelesaikan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara; c) Air atau banyu: adalah watak yang menggambarkan pemimpin harus selalu mengalir dinamis dan memiliki watak rendah hati, andhap asor dan santun dan tidak sombong; d) Watak angin atau udara: watak yang memberikan hak hidup kepada masyarakat dengan memperhatikan kenyamanan bagi masyarakat yang dipimpinnya; e) Surya atau matahari: pemimpin harus menjadi penerang dan pemberi energi kehidupan; f) Bulan atau candra: memiliki kelembutan yang menentramkan; g) Bintang atau kartika: Pemimpin harus menjadi orientasi dan panutan sekaligus mampu memahami perasaan masyarakatnya; Langit atau angkasa: Pemimpin harus memiliki keluasan hati, perasaan, dan pikiran dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa dan Negara.

#jawa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *